Wih! Kalau Tidak Rugi Kurs, PLN Bisa Cetak Laba Rp 34 Triliun

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Rabu, 21/06/2023 13:50 WIB
Foto: PLN Kantor Pusat. (Dok: PLN)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) membeberkan bahwa laba perusahaan pada tahun 2022 bisa lebih tinggi bila laba tersebut turut terhitung dari fluktuasi nilai tukar Rupiah.

Hal itu seperti yang dikatakan oleh Direktur Keuangan PLN, Sinthya Roesly. Dia mengatakan bahwa laba PLN di tahun 2022 mencapai Rp 14,4 triliun, namun bila laba tersebut turut dihitung dari kerugian dan keuntungan kurs, maka laba PLN bisa mencapai Rp 34 triliun.

"Di Tahun 2022 kemarin, upaya yang sama dan juga bahkan intensifikasi yang lebih tajam lagi kita bisa membukukan laba bisa sampai ke pertumbuhan 124% dengan laba Rp 14,4 Triliun. Dan ini juga termasuk lebih kurs yang sekitar Rp 19 triliun bahkan kalau kita kalkulasi rugi kurs munkin sekitar Rp 34 triliun labanya," jelas Sinthya kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, dikutip Rabu (21/6/2023).



Dia mengatakan bahwa laba yang diperoleh perusahaan adalah berkat beberapa upaya yang dilakukan oleh PLN. Sinthya menjelaskan bahwa pihaknya melakukan beberapa upaya yang signifikan.

"Kita juga melakukan upaya-upaya yang cukup signifikan di dalam pengelolaan pelanggan ya, peningkatan penjualan tenaga listrik, dan sebagainya, serta berbagai produk-produk unggulan dari penjualan tenaga listrik," tambahnya.

Dengan begitu, Sinthya berharap, dari perolehan laba yang tercetak pada tahun 2022 lalu bisa kembali dicapai pada tahun 2023 ini. Dia mengatakan bahwa hal tersebut bisa dicapai melalui penjualan ttenaga listrik PLN ke masyarakat Indonesia.

"Dapat kita lihat dari pertumbuhan penjualan ketenagalistrikan kita harap di tahun 2023 ini hal serupa dapat kita alami bersama-sama," tandasnya.

Sebelumnya, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan PLN kembali mencetak rekor laba terbaik sepanjang sejarah di tengah situasi pascapandemi dan pelemahan nilai tukar rupiah. Laba PLN meningkat dari Rp 13,1 triliun pada 2021, menjadi Rp 14,4 triliun pada 2022.

Kinerja keuangan tersebut berhasil dicapai setelah PLN berhasil meningkatkan penjualan listrik sebesar 6,3% dari 257,6 Terrawatt hour (TWh) pada 2021, menjadi 273,8 TWh pada 2022. Hal ini berdampak pada meningkatnya pendapatan penjualan tenaga listrik 7,7% dari Rp288,9 triliun pada 2021 menjadi Rp311,1 triliun pada 2022.

"Capaian ini tentu bukan sekadar angka. Di balik itu semua, ada arahan dan bimbingan Menteri BUMN Erick Thohir dan Wamen I BUMN Pahala Mansury. Dukungan yang sama juga datang dari Kementerian ESDM dan Kementerian Keuangan, sehingga kolaborasi seluruh pihak ini mampu menciptakan iklim investasi yang baik dan mendorong PLN membukukan kinerja keuangan yang optimal," ujar Darmawan.

Dia menambahkan, capaian ini juga tak lepas dari kerja keras seluruh insan PLN yang melakukan transformasi dengan fondasi digitalisasi. Dalam hal ini, PLN melakukan penataan di seluruh proses bisnis menjadi streamline, mengubah kultur organisasi dari bureaucratic like menjadi business like. PLN juga mengubah sistem pelayanan pelanggan yang sebelumnya lambat dan tidak responsif menjadi cepat dan memuaskan.

"Kami akan terus melanjutkan transformasi untuk meningkatkan pelayanan bagi pelanggan," tutur Darmawan.

Dia menegaskan bahwa sejak tahun lalu, PLN sudah melakukan berbagai akselerasi untuk meningkatkan Rasio Desa Berlistrik (RDB) dan Rasio Elektrifikasi (RE). PLN dengan memanfaatkan PMN menargetkan RE akan meningkat menjadi 99,80% dan RDB menjadi 99,85% pada 2023.

"Dengan arahan serta bimbingan Erick Thohir selaku Menteri BUMN yang proaktif mengawal PLN dari level strategis hingga teknis di lapangan, kami optimistis seluruh desa di Indonesia bakal memiliki listrik 100% pada 2024," pungkasnya.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: 2024, PLN Raih Pendapatan Rp 545,4 T & Laba Rp 17,76 Triliun