Jokowi Bikin Gebrakan, Gerah RI Importir Gula Terbesar Dunia

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
Selasa, 20/06/2023 11:17 WIB
Foto: Suasana aktivitas bongkar muat gula kristal merah (rafinasi) dari India sebanyak 2.000 ton di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (11/5/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menetapkan target baru untuk produksi dan swasembada gula di Indonesia. Selain itu, Jokowi juga menargetkan penyediaan bioetanol, bahan bakar nabati (biofuel) dari tebu.

Target itu ditetapkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) No 40/2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel). Yang diundangkan dan berlaku mulai 16 Juni 2023.

Disebutkan, Perpres itu diterbitkan dalam upaya mewujudkan swasembada gula nasional. Untuk menjamin ketahanan pangan nasional,
ketersediaan bahan baku dan bahan penolong industri, serta mendorong perbaikan kesejahteraan petani tebu. Sehingga, perlu dilakukan upaya percepatan swasembada nasional.


Juga, untuk mewujudkan ketahanan energi dan pelaksanaan energi bersih melalui penggunaan biofuel, sehingga perlu meningkatkan produksi bioetanol yang berasal dari tebu.

"Pencapaian swasembada gula untuk kebutuhan konsumsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) diwujudkan paling lambat pada tahun 2028," demikian bunyi pasal 3 ayat (3) Perpres No 40/2023, dikutip Selasa (20/6/2023).

Lebih lanjut, Pasal 3 ayat (4) menetapkan, "Pencapaian swasembada gula untuk kebutuhan industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal I ayat (2) diwujudkan paling lambat pada tahun 2030."

Sementara, untuk peningkatan produksi bioetanol ditargetkan terwujud pada tahun 2030.

Untuk itu, Presiden memerintahkan penyusunan peta jalan (road map) oleh Menko bidang Perekonomian, yang mengoordinasikan dengan kementerian/lembaga serta BUMN dan pihak terkait, juga pemerintah daerah.

Peta jalan itu diperintahkan sudah harus rampung paling lambat 6 bulan sejak berlakunya Perpres No 40/2023.

Ditargetkan, peta jalan itu akan memuat upaya peningkatan produktivitas tebu nasional menjadi 93 ton per ha. Dari saat ini sekitar 70 ton per ha, rata-rata nasional.

Importir Terbesar

Sebelumnya, target swasembada gula dibidik bisa tercapai tahun 2024, setelah molor dari target semula di tahun 2020. Kementerian Pertanian (Kementan) pada tahun 2019 pernah menetapkan program intensifikasi dan ekstensifikasi lahan tebu dalam rangka mencapai swasembada gula.

Kini, Presiden Jokowi menetapkan target baru swasembada gula. Di saat bersamaan, Indonesia kini tercatat sebagai importir gula terbesar di dunia. 

Data Departemen Pertanian AS (USDA) menunjukkan, impor gula Indonesia tahun 2022/2023 mencapai 5,8 juta ton, naik dari tahun 2021/2022 yang mencapai 5,46 juta ton. Indonesia menempati posisi pertama importir gula dunia, disusul China yang mengimpor 4,4 juta ton pada periode 2022/20223. 

Tahun ini, Indonesia diprediksi bakal mengimpor sekitar 5,6 juta ton. Di mana, volume tersebut adalah impor gula mentah (raw sugar) baik untuk konsumsi maupun rafinasi, serta impor gula konsumsi yang ditugaskan pemerintah.


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Menanti Akselerasi Insentif Bioetanol Demi Swasembada Energi