Ini Alasan Pertamina Gaet Petronas Ambil 35% Saham Masela
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif membeberkan PT Pertamina (Persero) nantinya akan menggandeng Petronas dalam proses pengambil alihan hak partisipasi atau participating interest (PI) Shell sebesar 35% di Blok Masela.
Menurut Arifin, pemilihan Petronas sebagai mitra untuk pengambilalihan PI Shell di Blok Masela karena BUMN asal Malaysia tersebut cukup serius untuk ikut mengembangkan proyek jumbo ini.
"Ya yang serius. (kelihatannya dari apa?) ya dateng, ketemu, gitu kan. Pasangan lu kalau serius ngapain (hahaha)," kata dia saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (16/6/2023).
Adapun dalam rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) baru nanti, Arifin memastikan tidak akan ada perubahan skema pengembangan untuk Blok Masela. Pembangunan fasilitas kilang gas alam cair (LNG) Masela akan tetap dibangun di darat.
"Skema sejauh ini masih tetap seperti skema original. Siapa yang ngerubah? kalau ngerubah kan memberikan dampak yang tidak memberikan nilai tambah, buat apa dirubah-rubah," kata Arifin.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto sebelumnya juga mendukung langkah Petronas masuk dalam pengelolaan Blok Masela. Sebab, selain memiliki fasilitas Floating Liquefied Natural Gas (FLNG), perusahaan tersebut juga telah mempunyai pembeli gas eksisting.
Menurut Djoko, BUMN asal Malaysia ini sangat tertarik untuk mengakuisisi 35% hak partisipasi Shell di Blok Masela. Pasalnya, perusahaan tersebut memiliki kepastian pembeli gas serta teknologi yang mumpuni.
"Presidennya (Petronas) sudah ketemu saya minta difasilitasi ketemu pimpinan ESDM jika perlu ke Presiden dia minta, dia juga punya fasilitas LNG-nya," kata Djoko dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, dikutip Rabu (31/5/2023).
Djoko membeberkan Petronas memiliki FLNG dengan kemampuan regasifikasi tahap pertama sebesar 250 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Sementara Blok Masela sendiri mempunyai potensi produksi hingga 1.200 MMSCFD.
"Jadi dia sudah lengkap terserah Petronas mau masuk dengan harga yang ditawarkan Shell, welcome saja bagi pemerintah Indonesia gak ada ruginya cuma kalau Pertamina lebih besar dari itu bisa rugi," kata dia.
Djoko pun mengusulkan jika Pertamina ingin tetap terlibat dalam pengelolaan Blok Masela, perusahaan pelat merah ini bisa masuk melalui pembagian hak partisipasi sebesar 10 persen ke Pemerintah Daerah.
"Daerah dapat otomatis 10% dan agak berat daerah. Nah Pertamina bisa masuk ke situ, bisa lah dicari Pertamina bersama daerah yang 10% dimuka gak keluarkan uang jadi gak beban Pertamina juga gak beban ke BUMD," kata Djoko.
(wia)