
Misteri Barang Murah China Hajar Pasar RI, Ini Buktinya

Jakarta, CNBC Indonesia - Serbuan barang China ke pasar Indonesia semakin melonjak. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, impor nonmigas Indonesia dari China melonjak 43,71% di bulan Mei 2023 dibandingkan April 2023.
Menurut Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edy Mahmud, secara pangsa pasar, barang impor terbanyak yang masuk ke Indonesia berasal dari China, Jepang, dan Thailand.
Di mana, data Mei 2023 menunjukkan, porsi impor asal China mencapai 32,80%, disusul Jepang 8,76%, dan Thailand 5,51%.
"Secara nilai impor dari China itu sebesar US$5,95 miliar. Atau share-nya 32,8%, ini sepertiganya kali ya," kata Edy dalam keterangan pers, Kamis (15/6/2023).
"Barangkali kalau kita total dari ketiga negara tersebut share-nya lebih dari 40% barang-barang dari luar negeri itu berasal dari China, Jepang, dan Thailand," tambahnya.
Edy memaparkan, pada bulan Mei 2023, impor mesin peralatan mekanis dan bagiannya (HS 84) merupakan komoditas dengan peningkatan nilai impor paling tinggi, yaitu sebesar US$1,06 miliar.
Di mana, kata Edy, asal impor barang tersebut terutama berasal dari China, Jepang, dan Korea Selatan.
Disusul mesin/ perlengkapan elektrik dan bagiannya (HS 85), kendaraan dan bagiannya (HS 87), besi dan baja (HS 72), serta plastik dan barang dari plastik (HS 39).
"Peningkatan impor terbesar tercatat berasal dari China, Jepang, dan Thailand. Impor dari China tercatat naik US$1,80 miliar atau 43,71% dibandingkan April 2023," kata Edy.
"Impor dari China terutama didominasi impor mesin/ peralatan mekanis dan bagiannya (HS 84), lalau mesin/ perlengkapan elektrik dan bagiannya (HS 85), serta kereta api, trem, dan bagiannya (HS 86)," paparnya.
![]() Moh Edy Mahmud dalam rilis BPS 5 Juni 2023. (Tangkapan layar) |
Dengan data impor tersebut, lanjut dia, China menjadi negara penyumbang defisit terdalam di neraca perdagangan Indonesia bulan Mei 2023.
"Dengan China neraca perdagangan kita tercatat defisit sebesar US$1,17 miliar. Terutama penyumbang defisit adalah komoditas kode HS 84 yaitu mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, kode HS 85 mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, dan HS 39 plastik dan barang dari plastik," kata Edy.
Hanya saja, Edy mengaku tak bisa mengonfirmasi lonjakan impor dari China karena harganya yang murah atau tidak.
"Untuk menjawab dampak kami perlu mendalami dulu terkait data-data tadi apakah betul China menjual dengan harga murah dan dampaknya," kata Edy.
"Dan barang kali dari kami BPS membatasi diri untuk tidak simulasi tapi prediksi kami hanya beri data secara statistik," pungkas Edy.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BPS: Impor Desember 2022 Capai US$ 19,94 M
