
Sampai April, RI Sudah Raup Rp 165 Triliun dari Nikel!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kebijakan pemerintah menggenjot program hilirisasi nikel di dalam negeri rupanya membuahkan hasil. Hal tersebut dapat terlihat dari melonjaknya nilai ekspor komoditas tersebut dari tahun ke tahun.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan optimistis nilai ekspor produk olahan nikel pada tahun ini bakal meningkat lagi dibandingkan tahun sebelumnya.
Mengingat, hingga April 2023, realisasi nilai ekspor produk olahan nikel sudah mencapai US$ 11 miliar atau sekitar Rp 165 triliun (asumsi kurs Rp 15.000 per US$).
"Tahun ini saya pikir bisa naik," ujar Luhut dalam acara Jakarta Geopolitical Forum VII, Rabu (14/6/2023).
Luhut memaparkan bahwa nilai ekspor produk hilirisasi nikel sepanjang 2022 telah mencapai US$ 33,81 miliar atau sekitar Rp 507 triliun. Angka tersebut melonjak 745% dari nilai ekspor tahun 2017, ketika Indonesia hanya mengekspor bahan mentah berupa bijih nikel. Nilai ekspor nikel pada 2017 yakni hanya sekitar US$ 4 miliar.
Oleh sebab itu, saat ini pemerintah akan terus gencar menggenjot program hilirisasi di dalam negeri. Pemerintah kata Luhut, tidak akan melakukan kegiatan penjualan bahan mentah ke luar negeri.
"Kita sudah mempunyai industrinya tapi ini baru satu sektor saja. Kita belum bicara bagaimana hilirisasi besi baja dan lainnya," kata dia.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siap-Siap Ekspor Nikel Kena Pajak? Luhut Bilang Begini
