Misterinya Barang China Bisa Murah, Boneka Lokal Susah Laku!
Jakarta, CNBC Indonesia - Miris ceritanya kalau produk buatan dalam negeri justru kalah bersaing dengan barang buatan China atau biasa disebut "Made in China".
Berdasarkan hasil pantauan CNBC Indonesia di Pasar Asemka, Jakarta Barat pada hari ini, Rabu (14/6/2023) barang-barang yang terpampang rapi di setiap etalase toko di pasar ini justru didominasi oleh barang buatan China. Barang buatan Indonesia hampir tidak terlihat jika tidak ditanyakan kepada penjualnya.
Misalnya Arif, salah seorang pedagang yang menjual boneka di Pasar Asemka. Dia menyebut produk yang paling laris di tokonya adalah boneka buatan China, sementara boneka buatan Indonesia sangat jarang diminati oleh pembeli.
Oleh karena itu, hampir semua boneka yang dijual di tokonya adalah boneka buatan China. Sedangkan untuk boneka buatan Indonesia, tim CNBC Indonesia hanya menemukan satu bungkus boneka berisi 3 buah berkarakter Upin dan Ipin.
"Ini semua buatan China, ada satu tuh buatan Indonesia yang boneka Upin Ipin, tapi kurang bagus jadi gak laku. Yang paling laris yang dari China ini," ujar Arif saat ditemui di lokasi.
Arif menuturkan bahwa produk buatan Indonesia yang dijual di tokonya justru tidak laku, kalah dengan produk buatan China. Alasannya, karena produk buatan China dengan kualitas yang lebih baik, serta bentuk yang lebih bagus dan proporsional membuat boneka-boneka buatan China tersebut lebih diminati. Dan juga, harga yang ditawarkan tidak jauh berbeda dengan produk lokal.
Adapun harga dari setiap boneka yang dijualnya berbeda-beda. Untuk boneka impor ukuran kecil dibanderol Rp 60 ribu per buah, ukuran sedang Rp 110 ribu per buah, dan ukuran besar Rp 180 ribu per buah. Namun, minimum pembelian boneka ukuran kecil adalah 3 buah. Sementara, boneka buatan Indonesia ukuran kecil dibanderol Rp 75 ribu per buah.
"Boneka harganya per ukuran, kalau kecil sama gede kan beda-beda harganya. Ukuran besar boleh beli satuan, tapi kalau yang kecil itu harus ambil 3 minimal," lanjut Arif.
Sebelumnya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi mengungkapkan ada jumlah alasan mengapa harga barang China murah meriah yaitu biaya produksi di China lebih efisien, kebijakan pengupahan, produktivitas pekerja, hingga kualitas pekerja.
"Apalagi, sekarang itu ada tren baru. Karyawan (di Indonesia) sekarang banyak yang hanya tahan kerja 1-3 bulan, gampang capek, produktivitasnya jauh dengan angkatan 1990-2000-an. Capek dikit langsung sakit, besoknya gak masuk," sebut Ristadi.
(wur)