Internasional

Rusuh China Vs Taiwan, AS-RI Mau Evakuasi Warga? Ini Faktanya

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Selasa, 13/06/2023 19:30 WIB
Foto: cover topik/ China VS Taiwan _Konten/Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan yang terjadi antara China dan Taiwan yang berpotensi menjadi perang baru di Asia membuat sejumlah negara khawatir.

Amerika Serikat (AS) dilaporkan menyiapkan rencana evakuasi warga dari Taiwan. Hal ini terjadi saat eskalasi antara pulau itu dengan China memuncak, dengan Beijing terus menggelar latihan militer di sekitar wilayah yang diklaimnya itu.

Menurut seorang pejabat intelijen AS yang tidak disebutkan namanya, rencana tersebut telah berjalan selama 6 bulan terakhir dan telah memanas selama sekitar dua bulan terakhir karena ketegangan yang memuncak.


"Bukan apa-apa yang tidak akan Anda baca di berita. Pasukan mulai terbangun. China bersekutu dengan Rusia di Ukraina," ujarnya dalam sebuah pemaparan kepada The Messenger yang dikutip Al Mayadeen, Selasa (13/6/2023).

Pada April, Menteri Luar Negeri Taiwan mengungkapkan bahwa Taipei sedang mempersiapkan konflik dengan China pada tahun 2027. Diketahui, Taipei terus mempersiapkan diri untuk konflik dengan China pasca Rusia menyerang Ukraina.

Pemerintah AS belum mengungkapkan rencana itu secara terbuka dan permintaan komentar ditolak oleh Departemen Luar Negeri.

Juru Bicara Pentagon, Letnan Kolonel Martin Meiners, tidak akan berkomentar langsung mengenai masalah ini, tetapi ia membocorkan bahwa Washington tidak melihat kemungkinan konflik sebagai 'segera atau tak terhindarkan'.

Seorang mantan pejabat Departemen Luar Negeri membocorkan bahwa bahkan 'perencanaan yang bijaksana' dapat membuat beberapa orang berpikir bahwa sesuatu sedang terjadi. Tercatat, lebih dari 80.000 orang Amerika tinggal di Taiwan pada tahun 2019.

Mark Cancian, seorang konselor senior di Pusat Studi Strategis dan Internasional yang membantu evakuasi orang Amerika dari Saigon pada tahun 1975, mencatat bahwa itu hanyalah tindakan cadangan. Menurutnya, perang belum pasti terjadi.

"Fakta bahwa AS melakukan ini tidak berarti bahwa mereka berharap akan ada perang. Itu hanya pernyataan bahwa mungkin ada perang."

Sesuai pedoman Departemen Luar Negeri Umum, individu AS di luar negeri didesak untuk menggunakan fasilitas komersial untuk melarikan diri sebelum krisis. Meski begitu, hal ini tidak selalu dapat dilakukan, terutama dalam kasus serangan mendadak.

"Begitu penembakan dimulai, itu sangat, sangat sulit," jelasnya.

Di Taiwan, bandara utama berada di pantai Barat pulau itu. Lokasi ini menghadap China dan mungkin akan diserang jika terjadi serbuan dari Beijing.

Selain AS, negara lain seperti Indonesia dan Filipina dilaporkan telah menyusun rencana kontingensi. Tak hanya itu, Jepang dan Taiwan memulai diskusi tahun lalu tentang rencana evakuasi warga.

"Bayangkan invasi D-Day dan kemudian negara ketiga, Swiss atau semacamnya , ingin mengirim kapal pesiar melalui armada AS ke Normandia untuk menjemput warganya," tutur Cancian menggambarkan kesulitan yang mungkin didapatkan dalam proses itu.

Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha mengatakan sesuai Permenlu 5 Tahun 2018 tentang Perlindungan WNI di Luar Negeri, setiap Perwakilan RI wajib memiliki rencana kontingensi untuk mengantisipasi berbagai kerawanan bagi keselamatan WNI.

Dia pun menegaskan bahwa tidak ada rencana evakuasi, namun saat ini sebatas kontingensi.

"Dalam konteks tersebut, Kemlu bekerja sama dengan KDEI Taipei telah menyusun rencana kontingensi. Sedangkan situasi saat ini di Taiwan tetap dipandang kondusif dan aman," katanya kepada CNBC Indonesia.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Gerak Cepat RI Dorong Kesepakatan CoC Demi Atasi Sengketa LCS