
Jreng! DPR Sebut Ada Penyelundupan Nikel Gaya Baru

Jakarta, CNBC Indonesia - Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Bambang Pati Jaya menuding adanya penyelundupan nikel gaya baru, yakni khususnya terkait ekspor Nickel Pig Iron (NPI).
Bambang menyebut, dengan masih mengizinkan NPI, artinya Indonesia masih mengekspor mineral ikutan lainnya yang terkandung di dalam NPI.
Pasalnya, kandungan nikel dalam NPI hanya 10%-12%, sementara selebihnya 88%-90% mengandung mineral kritis lainnya.
Menurut Bambang, komoditas nikel sendiri saat ini merupakan mineral kritis yang bernilai cukup tinggi. Adapun dengan asumsi produksi saat ini, cadangannya hanya mampu bertahan sekitar 10-13 tahun ke depan, dengan ditambah beroperasinya 17 smelter NPI di Indonesia, maka cadangannya akan kurang dari 10 tahun.
Oleh sebab itu, ia pun meminta agar pemerintah menghentikan kegiatan ekspor NPI.
"Mohon maaf ini saya gak setuju, ini harusnya pak Dirjen Ilmate gak boleh lagi produksi NPI dari Indonesia. Bagi saya ini adalah penyelundupan gaya baru," kata Bambang dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Kementerian Perindustrian, Kementerian ESDM dan sejumlah perusahaan smelter, Kamis (8/6/2023).
Bambang menjelaskan, sebelum pemerintah membuat kebijakan larangan ekspor bijih nikel, bijih nikel hanya mengandung 1,7%-2% nikel, sisanya 98% merupakan mineral ikutan. Sementara saat ini produk NPI juga hanya memiliki kandungan nikel 10%-12%, dan sisanya yakni merupakan mineral ikutan lainnya.
"Harusnya ini mineral kritis. Ini penyelundupan gaya baru, saya gak bisa terima. Saya berkali-kali menunggu rapat ini kapan, rapat hari ini akhirnya datang juga," katanya.
Bambang pun menyarankan supaya hilirisasi nikel dapat mencontoh hilirisasi yang dilakukan pada timah yang sejak 20 tahun lalu sudah membangun smelternya di Bangka Belitung.
"Saya bilang nikel harus mencontoh apa yang terjadi pada pertimahan 20 tahun lalu smelter sudah berdiri. Produk daripada timah di Babel minimal 96%, nah hari ini timah ada 99,99%," ujarnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pabrik Nikel RI Membludak, Hati-Hati Cadangan Kritis!