Agar Ekonomi RI Maju, Hilirisasi Tambang Saja Tak Cukup!
Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengingatkan kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo tak hanya fokus melaksanakan hilirisasi sumber daya alam (SDA) saja untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi global.
Menurut Perry, selain hilirisasi SDA seperti produk pertambangan nikel, bauksit, hingga tembaga sebagaimana yang digencarkan selama ini, perlu adanya penetapan khusus dalam rencana kerja pemerintah 2024 untuk menghilirisasi di sektor lain, seperti pertanian, perkebunan, hingga perikanan tahun depan.
"Kami memandang kalau bicara hilirisasi, jangan hanya terbatas pada hilirisasi SDA. Hilirisasi juga diperlukan dan harus kita dorong di sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan," kata Perry dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Kamis (8/6/2023).
Ia menekankan, ini penting karena akan memperluas penciptaan lapangan pekerjaan hingga meningkatkan distribusi pendapatan di daerah-daerah lain. Otomatis, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga akan bisa terkerek naik meski situasi global hingga saat ini masih tidak menentu akibat melemahnya permintaan di negara-negara maju maupun China.
"Menjadi penting karena itu juga mendorong pertumbuhan ekonomi dan dampak terhadap distribusi pendapatannya lebih baik, penciptaan lapangan kerja lebih baik," tambahnya.
"Kalau kita lihat program-program dari Kementerian/Lembaga juga sudah ada di situ, sehingga statement politik dari pemerintah itu akan lebih bagus hilirisasinya, mencakup juga pertanian, perkebunan, dan perikanan," tuturnya.
Apalagi pemerintah dan DPR RI sepakat pertumbuhan ekonomi untuk 2024 dipatok dalam kisaran 5,1%-5,7% meskipun titik bawah telah diturunkan dari semula 5,3%. Masih jauh di atas perkiraan pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan BI hanya akan berada di kisaran 4,7-5,5%.
"Titik atasnya 5,7% terlalu tinggi kalau titik bawahnya diturunkan. Tapi kami masih bisa melihat sejalannya kalau titik atasnya adalah 5,6%. Jadi nanti batas atasnya 5,6%, sehingga tinggal titik tengahnya nanti monggo (disesuaikan)," ujar Perry.
(haa/haa)