
Fakta Baru Bendungan Raksasa Meledak, Rusia Kalang Kabut

Jakarta, CNBC Indonesia - Fakta baru muncul soal meledaknya bendungan raksasa, Nova Kakhovka, di Ukraina. Pasukan Rusia disebut hanyut tersapu air banjir dan kalang kabut melarikan diri ke tepi Sungai Dipro.
Dimuat CNN International, pasukan Ukraina menyaksikan bagaimana itu terjadi. Banyak tentara Rusia tewas dan terluka karena kekacauan itu.
"Ketika bendungan runtuh pada dini hari Selasa pagi tidak ada seorang pun di pihak Rusia yang bisa melarikan diri," kata seorang perwira angkatan bersenjata Ukraina Kapten Andrei Pidlisnyi, dikutip Kamis (8/6/2023).
"Semua resimen yang dimiliki Rusia di sisi itu kebanjiran," tegasnya.
Pidlisnyi mengaku yakin Rusia sengaja menyerang bendungan itu, meski sebelumnya dibantah Rusia yang balik menuding Kyiv. Ini untuk menghalau rencana pasukan Ukraina melakukan serangan pembalasan dalam waktu dekat.
"Sekitar pukul 3 pagi, musuh meledakkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kakhovka untuk menaikkan permukaan air agar membanjiri pendekatan dan tepi kiri Sungai Dnipro, serta permukiman yang terletak di sana," ujarnya lagi.
"Dan untuk membuat angkatan bersenjata Ukraina tidak mungkin maju di masa depan," klaimnya.
Ia pun menjelaskan bahwa letak tanah di sekitar sungai membuat militer Rusia, yang terletak di tepi timur, menderita dampak. Unitnya dapat menyaksikan peristiwa yang terjadi melalui penggunaan drone dan pasukan di tempat kejadian.
"Tepi (timur) kiri lebih rendah dari tepi kanan, jadi lebih banjir. Posisi musuh tepat di tepi sungai juga kebanjiran. Anda perlu memahami bahwa posisi musuh tidak hanya di parit tetapi juga rumah sipil biasa tempat mereka tinggal," kata Pidlisnyi lagi.
"Unit-unit Rusia yang berada dalam bahaya mungkin tidak diperingatkan, mungkin untuk menjaga unsur kejutan," ujar Pidlisnyi.
Bendungan raksasa, Nova Kakhovka, meledak Selasa. Runtuhnya bedungan di Selatan Ukraina itu telah memicu kekhawatiran akan bencana ekologis.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dimuat CNBC International, menggambarkan situasi tersebut sebagai "bom lingkungan pemusnah massal". Sementara Presiden Rusia Vladimir Putin, sebagaimana ditulis AFP, menyebut ledakan bendungan sebagai tindakan barbar.
![]() Bendungan Nova Khakovka era Uni Soviet di wilayah Ukraina bagian selatan jebol setelah diguncang ledakan. Jebolnya bendungan itu mengakibat banjir di wilayah sekitarnya. (Dok. Kedubes Ukraina) |
Data Rabu malam menunjukkan ketinggian air yang terus meningkat setelah bendungan yang diduduki Rusia itu jebol dan memaksa lebih dari 1.400 orang dievakuasi sejauh ini. Pasokan air vital terancam karena banjir menggenangi kota-kota dan lahan pertanian.
Perlu diketahui sisi sungai Dnipro tersebut awalnya dihuni 100.000 orang. Namun akibat perang, angkanya menyusut jauh.
Di sisi lain, meledaknya bendungan raksasa itu memicu reaksi sejumlah negara termasuk China. Negeri Presiden Xi Jinping mengaku sangat prihatin tentang runtuhnya bendungan terutama terkait potensi petaka nuklir.
Duta Besar China untuk PBB, Zhang Jun, kepada Dewan Keamanan mengatakan bahwa Nova Kakhovka adalah sumber utama air pendingin untuk pembangkit listrik nuklir (PLTN) Zaporizhzhia. Zhang menyebut bahwa air di reservoir terus surut dan tidak mungkin untuk terus memompa air ke pembangkit listrik tenaga nuklir di masa mendatang.
"China menegaskan kembali bahwa jika terjadi bencana nuklir tidak ada yang bisa tetap kebal," kata Zhang dikutip Russia Today.
"Kami menyerukan pengekangan maksimal, menghindari kata-kata dan perbuatan yang dapat meningkatkan konfrontasi dan menyebabkan salah perhitungan, serta menjaga keselamatan dan keamanan pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia," tambahnya.
"Tidak ada pihak, terutama negara-negara dengan pengaruh penting yang boleh mengobarkan api dan meningkatkan ketegangan, apalagi mencoba mengambil untung dari krisis yang meluas untuk memajukan agenda strategis mereka sendiri," jelasnya.
Bendungan itu memiliki tinggi 30 meter dengan panjang 3,2 km dan menampung air yang setara dengan Great Salt Lake di negara bagian Utah, Amerika Serikat (AS). Sejak dibangun tahun 1956 di sungai Dnipro, ini dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik Kakhovka dan juga Semenajung Krimea, yang dianeksasi Rusia di 2014.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fakta Baru Bendungan Raksasa Ukraina Meledak: Petaka Nuklir
