Internasional

Fakta Baru Bendungan Raksasa Ukraina Meledak: Petaka Nuklir

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
07 June 2023 08:00
KHERSON, UKRAINE - JUNE 6: (----EDITORIAL USE ONLY - MANDATORY CREDIT -
Foto: Anadolu Agency via Getty Images/Anadolu Agency

Jakarta, CNBC Indonesia - Bendungan raksasa Nova Kakhovka yang berada di Ukraina Selatan, meledak Selasa, (6/6/2023). Ledakan itu diprediksi akan menimbulkan deretan bencana ekologis, termasuk pasokan air, irigasi, hingga pendingin reaktor nuklir.

Ukraina menuduh pasukan Rusia dibalik kejadian tersebut. Rusia saat ini memegang kendali waduk yang dibangun sejak jaman Uni Soviet tersebut.

"Ini aksi teroris Rusia," tegas Ukraina, dalam siaran pers, Rabu (7/6/2023).

"Peledakan bendungan Nova Kakhovka yang dilakukan oleh Rusia sebagai tindakan teroris terhadap infrastruktur kritis Ukraina, yang bertujuan untuk menjatuhkan korban sebanyak mungkin dan menyebabkan kehancuran sebesar mungkin," tambahnya.

Rusia di sisi lain, membantah tuduhan itu. Moskow mengatakan Kyiv sengaja menyabotase bendungan untuk mengalihkan perhatian dari serangan balasannya.

Rusia sendiri telah mengumumkan keadaan darurat di distrik Nova Kakhovka. Menurut layanan darurat Rusia, dimuat lembaga penyiaran negara TASS, sekitar 600 rumah terendam banjir akibat ledakan ini.

Di sisi lain, rekaman yang diverifikasi oleh NBC News menunjukkan air mengalir di atas bendungan yang rusak. Terlihat upaya evakuasi sedang dilakukan untuk melindungi ribuan orang yang tinggal di daerah dataran rendah di hilir.

Upaya evakuasi telah dilakukan pukul 13.00 waktu setempat. Layanan darurat negara Ukraina mengatakan sekitar 1.000 orang telah dievakuasi oleh layanan penyelamatan.

Bendungan itu terletak di Sungai Dnieper dan menahan banyak sekali air. Itu dibangun pada tahun 1956 sebagai bagian dari pembangkit listrik tenaga air Kakhovka.

Bendungan Kakhovka memasok air ke Semenanjung Krimea, yang dianeksasi oleh Rusia pada 2014. Waduk ini menyediakan air pendingin ke pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia, yang juga berada di bawah kendali Rusia.

Selain itu, airnya digunakan untuk memasok pembangkit listrik tenaga air. Ini pun dipakai untuk sistem irigasi dan tambak ikan air tawar.

Ancaman Nuklir

Operator nuklir Ukraina Energoatom mengatakan melalui Telegram bahwa ketinggian air di Waduk Kakhovka menurun dengan cepat. Namun, untuk saat ini, situasinya masih dapat dikendalikan mengingat pembangkit masih memiliki sumber air yang cukup.

"Air dari Waduk Kakhovka diperlukan agar stasiun menerima daya untuk kapasitor turbin dan sistem keselamatan ZNPP. Kolam pendingin stasiun sekarang sudah penuh: pada pukul 08.00, ketinggian air mencapai 16,6 meter, cukup untuk kebutuhan stasiun," tulis lembaga itu.

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan mengetahui kerusakan yang dilaporkan di bendungan. Namun, ditegaskan badan itu, tidak ada risiko keamanan langsung di pembangkit itu.

Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi mengatakan bahwa tidak adanya air pendingin untuk waktu yang lama di pembangkit nuklir Zaporizhzhia akan menyebabkan bahan bakar meleleh. Generator diesel darurat tidak dapat beroperasi.

"Namun, penilaian kami saat ini adalah tidak ada risiko langsung terhadap keselamatan pembangkit," kata Grossi dalam sebuah pernyataan seraya menambahkan ada sejumlah alternatif sumber air untuk PLTN.

The Conflict and Environment Observatory, sebuah organisasi pemantau, mengatakan Bendungan Nova Kakhovka merupakan penyerap panas utama untuk pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia. Lembaga itu memperingatkan ledakan bendungan menimbulkan 'ancaman serius' bagi pembangkit.

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan pemerintahnya juga memantau status pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia menyusul jebolnya bendungan itu.

Intelijen AS 

Intelijen Amerika Serikat (AS) menyebut memiliki data yang membuktikan Rusia di balik serangan terhadap bendungan itu. Dua orang sumber mengatakan nantinya data itu akan dirilis segera.

"Pemerintahan Presiden Joe Biden sedang bekerja untuk mendeklasifikasi beberapa intelijen dan membagikannya pada Selasa sore," ujar sumber tersebut seperti dilaporkan NBC News.

Sebelumnya, dalam laporan CNN International, tuduhan juga dikatakan Wakil Duta Besar AS Robert Wood. Ia yang merupakan perwakilan alternatif untuk urusan politik di PBB.

"Saya ingin memperjelas," kata Wood pada pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang situasi di Ukraina Selasa.

"Rusia-lah yang memulai perang ini. Rusia-lah yang menduduki wilayah Ukraina ini. Dan pasukan Rusia-lah yang mengambil alih bendungan secara luar biasa tahun lalu dan mendudukinya sejak saat itu," tambahnya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Bendungan Meledak, Zona Perang Ukraina-Rusia Banjir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular