Duh! Usaha Ini Masih 'Sakit' Usai Dihantam Pagebluk Corona

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
08 June 2023 06:55
festival ogoh ogoh ancol (Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Geliat pariwisata di Indonesia masih dibayangi luka memar dari pagebluk corona. Jumlah turis wisatawan mancanegara (wisman) yang masuk ke Indonesia belum seramai seperti saat adanya pandemi atau pada 2019.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kunjungan wisman hingga April 2023 mencapai 865,81 ribu kunjungan. Jumlah tersebut meningkat 270,34% dibandingkan dengan jumlah kunjungan pada April 2022 (year on year/yoy).

Sementara dibandingkan dengan bulan sebelumnya, jumlah kunjungan wisman pada April 2023 menurun tipis sebesar 0,39% dari Maret 2023 (month to month/mtm) yang sebanyak 869,24 ribu kunjungan.

Jumlah kunjungan wisman ke Indonesia memang berangsur meningkat, namun kondisinya belum seperti sebelum pandemi Covid-19 atau pada 2019 yang jumlah kunjungannya mencapai 1,27 juta kunjungan.

"Efek luka pandemi di sektor pariwisata belum sepenuhnya hilang," jelas BPS dalam dokumen yang diterima CNBC Indonesia, dikutip Rabu (7/6/2023).

BPS mencatat, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 5,47 juta kunjungan, naik 251,28% dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada 2021.

Kendati demikian, BPS mencatat selama berkunjung ke Indonesia, rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara tahun 2022 mengalami penurunan sebesar 53,25% dibandingkan tahun 2021, yaitu dari US$ 3.097,41 menjadi US$ 1.448,01. Jika dirupiahkan maka nilainya menjadi Rp 21,53 juta.

Penurunan rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara tahun 2022, utamanya disebabkan berkurangnya lama tinggal wisatawan mancanegara. Padahal, berbagai pembukaan dan pelonggaran akses wisatawan mancanegara dilakukan secara bertahap.

Apabila ditinjau dari jenis pengeluarannya, sebagian besar pengeluaran wisatawan mancanegara selama berada di Indonesia pada tahun 2022 digunakan untuk akomodasi 40,23%, makan minum 21,94%, belanja 10,07%, penerbangan domestik 5,67%, dan transportasi lokal 5,47%. 

Data wisatawan mancanegara dari BPS pada 2022 menunjukkan bahwa sebagian besar wisatawan asing berasal dari negara-negara tetangga seperti Malaysia, Timor Leste, Singapura, dan Australia.

Adapun 10 negara asal dengan wisatawan terbanyak yang datang ke Indonesia, selain keempat negara yang sudah disebutkan, wisatawan asing kebanyakan berasal dari India, Amerika Serikat, Inggris, China, Prancis, dan Jerman.

Para wisman yang datang ke Indonesia didominasi melalui jalur udara. Data tahun 2022 menunjukkan, pengunjung yang masuk melalui bandar udara mencapai 60,24% dari total wisatawan luar negeri.

Wisatawan mancanegara yang masuk melalui pelabuhan-pelabuhan, sejumlah 29,3%. Serta wisman yang masuk melalui perbatasan darat dengan Malaysia, Timor Leste, dan Papua Nugini mencapai 15,83% dari total wisman.

Secara rinci, sebagian besar wisman yang berkunjung ke Indonesia melalui jalur udara, 63,35% datang melalui bandar udara Ngurah Rai di Bali. Wisatawan asing juga banyak masuk melalui bandar udara Soekarno-Hatta di Jakarta, dengan total 23,36%.

Pemerintah sendiri menargetkan nilai devisa pariwisata di Indonesia pada 2023 diharapkan bisa mencapai US$ 7,08 miliar hingga US$ 9,99 miliar.

Realisasinya hingga 2022, nilai devisa dari pariwisata mencapai US$ 7,04 miliar. Realisasi tersebut masih jauh dari realisasi nilai devisa dari pariwisata pada 2019 atau sebelum adanya pandemi, yang telah mencapai US$ 19,7 miliar.

Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2024, pemerintah pun masih belum berani pasang target tinggi untuk pencapaian nilai devisa pariwisata. Target pemerintah tahun depan sebesar US$ 7,38 miliar hingga US$ 13,08 miliar.

Dalam RKP Jangka Menengah Nasional 2020-2024, pemerintah telah menetapkan 5 destinasi wisata super prioritas. Kelima destinasi tersebut adalah Danau Toba di Sumatera Utara, Borobudur di Jawa Tengah, Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB), Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT), serta Likupang di Sulawesi Utara.

Pemerintah menilai, destinasi wisata super prioritas tersebut memiliki potensi yang besar, baik karena keindahan alamnya maupun keunikan budayanya. Namun, diakui masih memerlukan pengembangan yang intensif agar dapat menarik minat banyak wisman.


(cap/cap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tiba-tiba Turis Asing Serbu RI, Tertinggi dalam 4 Tahun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular