Internasional

Geger Bendungan Raksasa Jebol di Ukraina, China Ketar-Ketir

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
07 June 2023 13:10
KHERSON, UKRAINE - JUNE 6: (----EDITORIAL USE ONLY - MANDATORY CREDIT -
Foto: Anadolu Agency via Getty Images/Anadolu Agency

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah China ikut buka suara terkait meledak bendungan Nova Kakhovka di Ukraina Selatan, yang kini dikuasai Rusia. Beijing menganggap bahwa kejadian itu dapat memicu bencana nuklir yang besar.

Duta Besar China untuk PBB, Zhang Jun, kepada Dewan Keamanan mengatakan bahwa Nova Kakhovka adalah sumber utama air pendingin untuk pembangkit listrik nuklir (PLTN) Zaporizhzhia. Zhang menyebut bahwa air di reservoir terus surut dan tidak mungkin untuk terus memompa air ke pembangkit listrik tenaga nuklir di masa mendatang.

"China menegaskan kembali bahwa jika terjadi bencana nuklir tidak ada yang bisa tetap kebal," kata Zhang dikutip Russia Today, Rabu (7/6/2023).

"Kami menyerukan pengekangan maksimal, menghindari kata-kata dan perbuatan yang dapat meningkatkan konfrontasi dan menyebabkan salah perhitungan, serta menjaga keselamatan dan keamanan pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia," tambahnya.

"Tidak ada pihak, terutama negara-negara dengan pengaruh penting yang boleh mengobarkan api dan meningkatkan ketegangan, apalagi mencoba mengambil untung dari krisis yang meluas untuk memajukan agenda strategis mereka sendiri," jelasnya.



Sebelumnya, kejadian terjadi di bendungan tersebut Selasa. Video yang menyebar di medsos menunjukan serangkaian ledakan hebat di sekitar Kakhovka.

Video lain menunjukkan air melonjak melalui sisa-sisa bendungan dengan orang-orang di sekitar mengungkapkan keterkejutan mereka. Rusia dan Ukraina saling tunjuk terkait pelaku.

Bendungan itu memiliki tinggi 30 meter dengan panjang 3,2 km dan menampung air yang setara dengan Great Salt Lake di negara bagian Utah, AS. Sejak dibangun tahun 1956 di sungai Dnipro, ini dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga air Kakhovka .

Bendungan itu juga memasok air ke semenanjung Krimea, yang dianeksasi oleh Rusia pada 2014, selain pembangkit nuklir Zaporizhzhia. Sementara itu, Intelijen AS menyebut memiliki data yang membuktikan Rusia di balik serangan terhadap bendungan itu. Dua orang sumber mengatakan nantinya data itu akan dirilis segera.

Perlu diketahui, PLTN Zaporizhzhia di Energodar memiliki enam inti reaktor dan merupakan pembangkit tenaga atom terbesar di Eropa. Pasukan Rusia telah menguasainya sejak Maret tahun lalu.

Dengan adanya bencana jebolnya bendungan ini, operator nuklir Ukraina Energoatom mengatakan melalui Telegram bahwa ketinggian air di Waduk Kakhovka menurun dengan cepat. Namun, untuk saat ini, situasinya masih dapat dikendalikan mengingat pembangkit masih memiliki sumber air yang cukup.

Serupa, Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi mengatakan mengetahui kerusakan yang dilaporkan di bendungan. Namun tidak ada risiko keamanan langsung di pembangkit itu atas jebolnya bendungan ini.

"Namun, penilaian kami saat ini adalah tidak ada risiko langsung terhadap keselamatan pembangkit," kata Grossi dalam sebuah pernyataan seraya menambahkan ada sejumlah alternatif sumber air untuk PLTN.

Ledakan di bendungan raksasa ini terjadi di saat pemerintah Ukraina, disebut tengah melakukan serangan balasan ke Rusia. Pasukan Presiden Vladimir Putin dilaporkan kini mengalami banyak kekalahan bahkan perpecahan.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Bendungan Meledak, Zona Perang Ukraina-Rusia Banjir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular