Duh! Bank Dunia Ramal Ekonomi RI Gagal Tumbuh 5% Tahun Ini

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
Rabu, 07/06/2023 08:45 WIB
Foto: Bundaran HI, Kota Jakarta (Reuters/Willy Kurniawan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Dunia atau World Bank memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan mencapai 4,9% pada tahun ini. Posisi ini tidak berubah dari proyeksi pada Maret 2023.

Dalam Global Economic Prospects edisi Juni 2023, Bank Dunia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 sebesar 4,9%, masih jauh lebih rendah dari realisasi pada 2022 sebesar 5,5%. Pada 2024, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi tidak akan mengalami perubahan dari proyeksi 2023. Namun pada 2025, proyeksi pertumbuhan akan kembali menyentuh level 5% dan masih di bawah realisasi pada 2022.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia ini jauh di bawah target yang dipasang pemerintah untuk 2023 sebesar 5,3%. Pada 2024, seperti termuat dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2024 pemerintah masih mematok pertumbuhan di level 5,3%-5,7%.


Bagi Bank Dunia, Indonesia masih masuk ke dalam kategori negara emerging market dan developing economies (EMDE), maka problematika yang dihadapi dimasukkan ke kategori itu bersama negara lain seperti Thailand, Turki, Rusia, Meksiko, Brazil, hingga India.

Misalnya, proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2023 dipengaruhi oleh permintaan eksternal seperti dari China sehingga masih akan mendorong kinerja ekspor. Lalu konsumsi masyarakat juga terus memulih seiring dengan terus membaiknya aktivitas perekonomian pasca pembatasan selama Pandemi Covid-19.

Kendati begitu, Indonesia dianggap mampu dengan baik mengendalikan inflasi sehingga tren kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia diperkirakan akan tertahan saat ini di tengah tren kenaikan suku bunga acuan yang masih akan terus berlanjut di negara-negara lain, khususnya negara maju.

"Di tempat lain, bank sentralnya telah mengisyaratkan jeda kenaikan atau pengetatan seperti di Indonesia, atau mulai memangkas suku bunga kebijakan seperti di Vietnam," dikutip dari Global Economic Prospects edisi Juni 2023, Rabu (7/6/2023).

Namun, Indonesia masih memiliki sejumlah risiko yang harus dihadapi selama 2023-2024, seperti melandainya harga-harga komoditas andalan ekspor karena permintaan global melemah akibat melambatnya pertumbuhan ekonomi. Ini disebabkan masih tinggi dan berkepanjangannya tren kenaikan suku bunga acuan di negara maju.

"Harga-harga komoditas yang termoderasi akan membantu mengurangi inflasi utama tahun ini tetapi juga akan melemahkan kondisi perdagangan ekspor komoditas, termasuk Indonesia," tulis Bank Dunia dalam laporan itu.

Bank Dunia mencatat, kinerja ekspor Indonesia konsisten merosot sejak Juli 2021-Maret 2022, lalu berlanjut pada April 2022-April 2023. Pertumbuhan ekspor barang pada Juli 2021 masih mencapai 52,6% namun pada Maret 2022 sudah ke posisi 35,3%. Sempat naik pada April 2022 ke posisi 41,2% namun terus anjlok hingga April 2023 sudah minus 9,5%.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bank Dunia: Kelas Menengah RI Dirundung Pelemahan Daya Beli