RI Sudah Buang-buang Dolar AS, Bos BI Beberkan Data Terbaru!

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
05 June 2023 11:32
Pekerja pusat penukaran mata uang asing menghitung uang Dollar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Melawai, Jakarta, Senin (4/7/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) melaporkan capaian dedolarisasi yang digalakkan Indonesia. Seperti diketahui, BI telah berkomitmen untuk meneruskan aksi buang dolar Amerika Serikat atau dedolarisasi guna memperkuat stabilitas rupiah.

BI pun berencana untuk terus memperluas kerja sama penggunaan mata uang lokal dalam transaksi perdagangan hingga investasi dengan otoritas moneter di banyak negara melalui transaksi menggunakan mata uang lokal atau local currency transaction (LCT).

"Kita berupaya terus memperluas kerja sama peggunana LCT dengan negara ASEAN maupun mitra dagang utama lainnya, termasuk Jepang dan Tiongkok," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI, Senin (5/6/2023).

LCT saat ini sudah berjalan dengan beberapa negara, di antaranya Thailand, Malaysia, Singapura, serta Jepang, dan China. Adapun, mitra terbaru adalah Korea Selatan. 

Sejauh ini, untuk mitra dagang Korea Selatan, Perry mengungkapkan laporan transaksi LCT di Negeri Ginseng ini telah mencapai US$ 4,1 miliar untuk mitra dagang RI di atas sepanjang 2022.

"Totalnya pada 2022 lalu mencapai US$ 4,1 miliar. Ini mengunakan local currency jadi tidak lagi melalui dolar AS tapi dengan mata uang mitra dagang," tambahnya.

Menurut Perry, capaian ini meningkat dibandingkan periode 2021. Peningkatan mencapai hampir dua kali lipat, dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp 2,5 miliar. Ini menunjukkan bahwa minat terhadap LCT  tumbuh dengan baik. Ke depan penguatan transaksi mata uang lokal akan dilakukan dengan negara-negara kawasan ASEAN dan mitra dagang lainnya, termasuk India.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Indonesia Mau Ikut Tinggalkan Dolar AS, Apa Risikonya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular