Internasional

Tentara NATO Diserang! Negara Eropa Ini Terancam Perang Baru

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Sabtu, 03/06/2023 13:30 WIB
Foto: Pengunjuk rasa Serbia terlibat bentrok dengan tentara NATO Kosovo Force (KFOR) di kota Zvecan, Kosovo, Senin (29/5/2023). (REUTERS/Laura Hasani)

Jakarta, CNBC Indonesia - Situasi di Kosovo kian memanas. Lebih dari 30 tentara penjaga perdamaian NATO, yang mempertahankan tiga balai kota di wilayah utara negara itu, terluka dalam bentrokan dengan pengunjuk rasa Serbia pada akhir Mei lalu.

Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan bahwa 52 orang Serbia terluka, tiga di antaranya serius. Di sisi lain, Presiden Kosovo Vjosa Osmani menuduh Vucic mendestabilisasi Kosovo dalam peristiwa tersebut.

"Bangunan ilegal Serbia yang berubah menjadi geng kriminal telah menyerang polisi Kosovo, petugas KFOR (pemelihara perdamaian) dan jurnalis. Mereka yang melaksanakan perintah Vucic untuk mengacaukan wilayah utara Kosovo harus diadili," cuit Osmani, dikutip Sabtu (3/6/2023).


Vucic menuduh Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti menciptakan ketegangan. Dia meminta orang Serbia di Kosovo untuk menghindari bentrokan dengan tentara NATO.

Sementara itu, Kosovo Force (KFOR), misi penjaga perdamaian yang dipimpin NATO ke Kosovo, mengutuk keras kekerasan yang terjadi hingga menimbulkan korban.

"Saat melawan kerumunan paling aktif, beberapa tentara dari kontingen KFOR Italia dan Hungaria menjadi sasaran serangan tak beralasan dan luka trauma yang berkelanjutan dengan patah tulang dan luka bakar akibat ledakan alat pembakar," katanya dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters.

Terbaru, NATO akan mengirim 700 pasukan tambahan ke Kosovo dan menyiagakan satu batalion lain untuk masuk.

Menteri Pertahanan Hungaria Kristof Szalay-Bobrovniczky mengatakan bahwa 7 tentara Hungaria terluka parah dan mereka akan dibawa balik ke negaranya untuk dirawat. Dia mengatakan tentara Italia juga terluka dalam bentrokan.

"Apa yang terjadi benar-benar tidak dapat diterima dan tidak bertanggung jawab," kata Giorgia Meloni dari Italia dalam sebuah pernyataan. "Sangat penting untuk menghindari tindakan sepihak lebih lanjut dari pihak otoritas Kosovar dan semua pihak yang bersangkutan segera mengambil langkah mundur untuk meredakan ketegangan."

Situasi tegang berkembang setelah wali kota etnis Albania menjabat di wilayah mayoritas Serbia di Kosovo utara setelah pemilu yang diboikot oleh Serbia. Langkah ini membuat Amerika Serikat (AS) dan sekutunya menegur Pristina.

Di Zvecan, salah satu kota, polisi Kosovo - yang dikelola oleh etnis Albania setelah Serbia keluar dari kepolisian tahun lalu - menyemprotkan gas merica untuk mengusir kerumunan orang Serbia yang menerobos barikade keamanan dan mencoba memaksa masuk ke gedung kotamadya.

Sementara itu, pengunjuk rasa Serbia di Zvecan melemparkan gas air mata dan granat kejut ke tentara NATO. Warga Serbia juga bentrok dengan polisi di Zvecan dan kendaraan NATO yang dicat semprot dengan huruf "Z", mengacu pada tanda Rusia yang digunakan dalam perang di Ukraina.

Di Leposavic, dekat perbatasan dengan Serbia, pasukan penjaga perdamaian AS dengan pakaian anti huru hara memasang kawat berduri di sekitar balai kota untuk melindunginya dari ratusan orang Serbia yang marah.

Kemudian pengunjuk rasa melemparkan telur ke mobil yang diparkir milik walikota baru Leposavic. Di sisi lain, penjaga perdamaian NATO juga memblokade balai kota di Zubin Potok untuk melindunginya dari warga Serbia setempat yang marah.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sekjen Nato Yakin Anggotanya Bakal 'Legowo' Anggaran Baru Naik