Menteri ESDM: Shell Jangan Sandera Blok Masela!

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Rabu, 31/05/2023 15:30 WIB
Foto: Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam acara SAI20 Summit, Nusa Dua, Bali. (Dok: KESDM)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta agar Shell tidak menyandera pengembangan proyek Blok Masela. Pasalnya, negara turut menanggung rugi dengan proses pelepasan hak partisipasi atau Participating Interest (PI) sebesar 35% yang berbelit-belit.

"Padahal kita sudah kasih kesempatan, ok Shell you divest segera dicari, tapi jangan dijadiin ini (Blok Masela) jangan disandera kita," ujar Arifin ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Rabu (31/5/2023).

Arifin pun meminta agar Shell bersungguh-sungguh dalam proses pelepasan hak partisipasi sebesar 35% di Blok Masela. Mengingat hal ini dapat mengganggu transisi energi dan ketahanan energi nasional.


"Karena sudah delay berapa tahun, delay harusnya 2027 sudah COD tapi dengan adanya ini kan mundur, padahal kita sudah kasih kesempatan," ungkapnya.

Anggota Komisi VII DPR-RI, Mulyanto mengingatkan agar Shell bersiap diri apabila hak partisipasinya di Blok Masela sebesar 35% hangus begitu saja. Utamanya apabila pemerintah melakukan terminasi kontrak kerja sama.

Mulyanto meminta Shell segera menuntaskan proses pelepasan hak partisipasi sebesar 35% di Blok Masela. Pasalnya, proses pelepasan PI yang berbelit-belit berdampak pada rencana pengembangan blok jumbo tersebut.

Menurut Mulyanto, apabila dalam waktu lima tahun sejak rencana pengembangan atau PoD ditandatangani pada 2019 lalu dan kegiatan di Blok Masela tak menunjukkan hasil, maka sebaiknya negara tegas mengambil alih hak pengelolaan Blok Masela.

"Kalau itu terjadi hangus itu investasi yang ada di Shell sekarang, nah ini juga daya tawar Shell harus mikir lah. Pemerintah harus tegas kepada Shell ini," ujarnya dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, dikutip Rabu (31/5/2023).


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Shell Jual Semua SPBU di Indonesia