Kisruh Proyek Tol Tanpa Buka Kaca, Uji Coba 1 Juni Batal!

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Selasa, 30/05/2023 16:51 WIB
Foto: Gerbang Tol Pasteur dipadati kendaraan pribadi dari tol Padaleunyi arah Jakarta pada Selasa sore (25/4/2023). (CNBC Indonesia/Novina Putri Bestari)

Jakarta, CNBC Indonesia - Uji coba sistem multi lane free flow (MLFF) yang semula bakal diterapkan pada 1 Juni mendatang di Bali justru batal di H-2 pelaksanaan. Usut punya usut, ternyata ada peristiwa tidak sejalannya Direksi dari perusahaan yang menggarap proyek ini, yakni antara Roatex pusat di Hungaria dengan anak usahanya di Indonesia PT Roatex Indonesia Toll System.

"Di dalam proses pengerjaan, pengembangan, atau development daripada sistem ini antara Indonesia sama anggota dari manajemen PT Roatex dengan kontraktor dan anggota manajemen yang berasal dari Hungaria memang berbeda pandangan," kata Direktur Utama PT Roatex Indonesia Toll System (RITS), Musfihin Dahlan, Selasa (30/5/23).

Namun secara legal sebenarnya Musfihin Dahlan sudah tidak lagi menjadi Dirut. Roatex di Hongaria sudah mengganti posisinya dengan warga Hungaria Orozs Gyula karena adanya perbedaan pendapat. Gyula juga menjabat sebagai Direktur Teknologi, sementara itu direktur keuangan diisi oleh Peter Ong.


"Jadi sekarang direksi dari RITS dua-duanya Hungaria, tidak ada Indonesia-nya. Ini karena masalah ini, karena kita menolak terus," ujarnya.

Adapun perbedaan pendapat antara Roatex Hongaria dan RITS karena Indonesia ingin menerapkan sesuai dengan kultur di Indonesia, sementara Hungaria sendiri berkeinginan untuk menerapkan sistem yang telah diterapkan di negaranya dan negara-negara di Eropa di Indonesia tanpa penyesuaian.

"Mereka mau menerapkan bulat-bulat di sini. Dan mereka mau peraturan segala macem diterapkan di sini. Ya nggak bisa. Antara Kementerian PU, kepolisian segala macem harus ikut aturan yang mereka buat, ya nggak mungkin," kata Musfihin.

Perbedaan itu karena model MLFF yang ditawarkan pun masih belum mampu menjamin 100% pendapatan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) atau operator tol. Pasalnya, setiap rupiah yang terpotong akan masuk ke BUJT jika terjadi kerugian, maka yang menanggung rugi adalah pemerintah. Namun teknologi yang ada saat ini memiliki kelemahan dimana belum berhasil menangkap 80 persen pendapatan dari kendaraan yang masuk tol.

"Sampai saat ini masih 80 persen, jadi ada loss 20 persen pendapatan BPJT, ini yang membuat kita batal melakukan uji coba 1 Juni besok," kata Musfihin.


(hoi/hoi)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Manfaatkan Libur Panjang Dengan Diskon Tarif Tol