Internasional

Geger Tentara NATO Diserang, Serbia Temui AS-Rusia-China

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
30 May 2023 16:05
Pengunjuk rasa Serbia terlibat bentrok dengan tentara NATO Kosovo Force (KFOR) di kota Zvecan, Kosovo, Senin (29/5/2023). (REUTERS/Laura Hasani)
Foto: Pengunjuk rasa Serbia terlibat bentrok dengan tentara NATO Kosovo Force (KFOR) di kota Zvecan, Kosovo, Senin (29/5/2023). (REUTERS/Laura Hasani)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Serbia Aleksandar Vucic akan bertemu dengan duta besar Amerika Serikat (AS), Rusia, China, Inggris dan kepala misi Uni Eropa (UE) pada Selasa (30/5/2023). Pertemuan dilakukan setelah bentrokan baru meletus di Kosovo utara.

Vucic pada Selasa pagi direncanakan bertemu dengan duta besar AS, Italia, Prancis, Jerman dan Inggris, yang dikenal sebagai kelompok Quint, serta kepala kantor UE di Pristina.

Setelah itu, menurut pernyataan kantor presiden yang dikutip Reuters, Vucic juga akan melakukan pertemuan terpisah dengan duta besar Finlandia, Rusia, dan China.

Vucic sebelumnya menempatkan tentara pada tingkat siaga tempur tertinggi setelah lebih dari 30 tentara penjaga perdamaian NATO yang mempertahankan tiga balai kota di Kosovo utara terluka dalam bentrokan dengan pengunjuk rasa Serbia.

Kepala kebijakan luar negeri UE Josep Borrell pada Senin malam mengutuk bentrokan itu. Ia menyebut kekerasan terhadap pasukan penjaga perdamaian NATO benar-benar tidak dapat diterima dan mendesak dialog segera dengan pihak terkait.

"Uni Eropa mendesak otoritas Kosovo dan para pengunjuk rasa untuk segera dan tanpa syarat meredakan situasi," kata Borrell di Twitter.

Situasi tegang berkembang setelah wali kota etnis Albania menjabat di wilayah mayoritas Serbia di Kosovo utara setelah pemilu yang diboikot oleh Serbia. Langkah ini membuat AS dan sekutunya menegur Pristina pada Jumat pekan lalu.

Serbia, yang merupakan mayoritas di utara Kosovo, tidak pernah menerima deklarasi kemerdekaannya dari Serbia pada 2008 dan masih melihat Beograd sebagai ibu kota mereka lebih dari dua dekade, setelah pemberontakan Kosovo Albania melawan pemerintahan represif Serbia.

Sementara itu, etnis Albania telah membentuk lebih dari 90% populasi di Kosovo secara keseluruhan.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waduh! Sekutu Putin 'Membelot', Mau Kirim Senjata ke Ukraina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular