
Bukan Rusia, NATO Beri Warning Keras ke Negara Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO memberikan peringatan terbaru kepada Kosovo. Hal ini terkait konflik wilayah itu dengan Serbia.
Kosovo, yang sebagian besar dihuni oleh orang Albania, memisahkan diri dari Serbia pada 1999 dan mendeklarasikan kemerdekaan pada 2008. Namun Serbia tidak mengakui langkah tersebut dan melihat bekas provinsinya itu sebagai bagian dari wilayahnya.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg baru-baru ini telah mengatakan kepada Pristina untuk menghindari provokasi yang disengaja di tengah meningkatnya ketegangan dengan Beograd.
"Pristina harus mengurangi ketegangan & tidak mengambil langkah sepihak dan mendestabilisasi," tulis Stoltenberg dalam pernyataan resmi yang dikutip Russia Today, Senin, (29/5/2023) seraya menggambarkan dialog yang dipimpin UE antara Pristina dan Beograd sebagai 'satu-satunya cara menuju perdamaian & normalisasi'.
Pernyataan Stoltenberg menyusul bentrokan kekerasan akhir pekan antara polisi dan pengunjuk rasa etnis Serbia di empat kota di Kosovo Utara. Mereka memprotes pemilihan walikota di wilayah itu pada April lalu, yang dianggap sebagai perebutan kekuasaan tidak sah yang bertujuan untuk mengurangi pengaruh mereka di wilayah tersebut.
Pada Jumat, tiga dari empat walikota itu dikawal oleh polisi ke kantor mereka. Hal ini membuat marah para demonstran, yang dilaporkan melempari petugas dengan batu.
Situasi dilaporkan masih tegang pada hari Minggu. Terlihat polisi tetap mempertahankan kehadiran mereka dengan mobil lapis baja di luar kantor walikota.
Sementara itu, Angkatan Bersenjata Serbia telah bersiaga tinggi sejak kekerasan hari Jumat. Menteri Pertahanan Serbia Milos Vucevic juga telah memerintahkan 'pergerakan mendesak' pasukan ke perbatasan dengan Kosovo untuk melindungi keamanan etnis Serbia.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kronologi NATO Diserang hingga 30 Terluka, Ini Penyebabnya