Mal Legendaris Sepi Bak Kuburan, Ternyata Ini Biang Keroknya

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Senin, 29/05/2023 16:55 WIB
Foto: Great Western Mall atau yang dulunya bernama Grand Serpong Mal merupakan salah satu mal yang kini lebih nampak seperti kuburan ketimbang pusat perbelanjaan. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah pusat perbelanjaan di lokasi strategis Jakarta kini terpantau sepi, seperti Plaza Semanggi hingga Blok M Plaza. Padahal, dulu mal-mal ini merupakan bagian dari ikon kota Jakarta, pusat perbelanjaan legendaris di Ibu Kota. 

Pengelola pusat perbelanjaan pun buka suara soal fenomena ini. 

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengungkapkan, memang mulai ada pergeseran fungsi di mana fungsi utama pusat perbelanjaan bukan lagi hanya sekedar sebagai tempat berbelanja saja. Kondisi itu terjadi terutama di pusat-pusat perbelanjaan di kota-kota besar.


"Saat ini pusat perbelanjaan harus dapat menambahkan fungsi lain dari sekedar sebagai tempat berbelanja. Pusat perbelanjaan yang terus menerus hanya mengedepankan fungsi belanja maka akan langsung berhadapan dengan e - commerce," kata Alphonzus kepada CNBC Indonesia, Senin (29/5/2023).

"Pusat Perbelanjaan harus dapat menyediakan ataupun memberikan journey / experience kepada para pelanggannya, bukan lagi hanya sekedar menyediakan ataupun memberikan fungsi belanja saja," kata Alphonzus.

Customer experience ataupun customer journey dapat diciptakan dari konsep gedung dan juga tenant mix. Sebab, lanjutnya, fungsi lain dari pusat perbelanjaan akan selalu berubah dari waktu ke waktu karena pusat perbelanjaan sangat erat dengan gaya hidup ( lifestyle ) yang cepat sekali berubah setiap waktu.

"Pada saat ini untuk merespons perubahan yang terjadi akibat pandemi COVID - 19 maka pusat perbelanjaan harus dapat menambahkan fungsi lain yaitu harus dapat menjadi hub koneksi sosial (social connection hub) dikarenakan sudah hampir tiga tahun manusia di dunia ini tidak bisa dengan bebas untuk berinteraksi dengan sesamanya secara langsung, bukan di dunia maya seperti yang selama ini terjadi," ungkap Alphonzus.

Hal itu, jelasnya, sejalan dengan karakter orang Indonesia yang senang berkumpul baik bersama keluarga, sanak saudara, teman, kolega, dan komunitas. Sehingga, pusat perbelanjaan harus memiliki fasilitas untuk kebutuhan masyarakat tersebut baik dalam bentuk konsep gedung maupun tenancy mix (kelengkapan campuran / bauran penyewa).

"Banyak pusat perbelanjaan yang mampu dan telah berhasil memberikan fungsi lain dari sekedar fungsi belanja saja sehingga diminati dan banyak dikunjungi oleh masyarakat bahkan tingkat kunjungannya telah mencapai 100%," sebut Alphonzus.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Batubara Sebagai Tulang Punggung Ketahanan Energi Nasional