
Bikin China Ketar-ketir, Jokowi Lakukan Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif secara tegas menyatakan akan melarang kegiatan ekspor bauksit pada Juni 2023 mendatang. Penjualan bauksit hanya bisa dilakukan ke dalam pengolahan dan pemurnian (smelter) di dalam negeri.
Aksi pelarangan ekspor bauksit ini sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba), khususnya dalam Pasal 170 A. Dalam pasal tersebut, dinyatakan bahwa batas penjualan mineral ke luar negeri maksimal tiga tahun setelah UU Minerba diterbitkan.
"Sesuai dengan Pasal 170 A UU Minerba, batas penjualan mineral ke luar negeri maksimal tiga tahun setelah UU Minerba diterbitkan (2020) dan kita juga harus merefer sebelumnya kebijakan pengolahan dalam negeri sudah ada aturannya untuk itu dilakukan beberapa kali relaksasi," ungkap Arifin di Gedung DPR, Rabu lalu seperti ditulis Sabtu (27/5/2023).
Arifin membeberkan alasan akhirnya hanya komoditas bauksit yang dilarang ekspor. Ia mengatakan, dari rencana pembangunan 12 smelter bauksit di dalam negeri, setidaknya baru ada empat smelter yang sudah beroperasi. Sisanya, sebanyak delapan proyek smelter bauksit masih dalam tahap pembangunan.
Bahkan, berdasarkan peninjauan ke delapan proyek smelter di lapangan, terdapat perbedaan yang sangat signifikan dengan hasil verifikator independen.
"Pada tujuh lokasi smelter masih berupa tanah lapang walaupun dinyatakan dalam laporan hasil verifikasi ditunjukkan kemajuan pembangunan sudah mencapai kisaran antara 32% sampai 66%," kata Arifin.
![]() Tambang Nikel Pulau Obi, Maluku Utara. (CNBC Indonesia/Suhendra) |
Dampak Langsung ke China
Asosiasi Pengusaha Bauksit dan Bijih Besi Indonesia (AB3I) mencatat, bijih bauksit diproduksi oleh 28 perusahaan dengan total produksi mencapai 56 juta ton per tahun. Sementara sampai sejauh ini, penyerapan bijih bauksit di dalam negeri baru tertampung sebanyak 12 juta ton per tahun.
Hal tersebut karena sejauh ini baru terdapat dua fasilitas smelter untuk bijih bauksit ini. Alhasil, sisa bijih bauksit yang mencapai 44 juta ton harus diekspor.
Adapun dalam catatan APB3I, penikmat utama bijih bauksit terbesar dari Indonesia adalah China, jumlahnya kurang lebih bisa mencapai 30 juta ton.
"China yang terbesar," kata Pelaksana Harian Ketua Umum APB3I, Ronald Sulistyanto kepada CNBC Indonesia, beberapa waktu yang lalu.
Diketahui, bijih bauksit dapat diolah menjadi chemical grade alumina yang dimanfaatkan untuk industri alumina, kosmetika, farmasi, keramik, dan plastic filler.
Kebijakan larangan ekspor bijih bauksit ke luar negeri sebenarnya adalah upaya pemerintah Indonesia untuk mendapatkan nilai tambah. Oleh sebab itu, Presiden Jokowi meminta untuk mengembangkan hilirisasi di dalam negeri.
Hilirisasi terbukti menambah pendapatan negara yang besar. Misalnya saja nikel, pada 2021 pendapatan negara dari hilirisasi nikel melejit menjadi US$30 miliar atau sekitar Rp 450,2 triliun (asumsi kurs Rp15.008/US$) dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang hanya US$1,1 miliar atau sekitar Rp 16,5 triliun.
(wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Momen Demi Momen Saat Jokowi Bertemu Xi Jinping di Beijing