Internasional

Pusing Kelakuan Rusia di Ukraina, UE Minta Bantuan China

luc, CNBC Indonesia
26 May 2023 07:10
A boy holds Russian, left, and Chinese flags before a welcoming ceremony for Russian President Vladimir Putin at the Great Hall of the People in Beijing, Saturday, June 25, 2016. (AP Photo/Mark Schiefelbein)
Foto: Bendera Rusia dan China (AP Photo/Mark Schiefelbein)

Jakarta, CNBC Indonesia - Uni Eropa (UE) mengatakan kepada utusan China bahwa mereka mengharapkan Beijing membantu mendorong Rusia menghentikan pertumpahan darah di Ukraina dan menarik diri dari negara itu.

Pejabat senior kebijakan luar negeri UE Enrique Mora bertemu dengan Li Hui dari China di Brussel pada sesi terakhir perwakilan khusus Beijing untuk tur Eropa urusan Eurasia, Kamis (25/5/2023).

Li telah menerima pesan terkoordinasi dari Kyiv dan pendukungnya dari Eropa bahwa mereka ingin Beijing menggunakan pengaruhnya atas Moskow untuk mengakhiri perang dengan menarik pasukan penyerbu dari Ukraina.

Adapun, utusan China akan melakukan perjalanan ke Moskow pada Jumat (26/5/2023).

Selama pembicaraan, Uni Eropa menyambut kunjungan Li ke Kyiv minggu lalu dan panggilan telepon dari Presiden China Xi Jinping ke Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

"Kedua belah pihak membahas perang agresi Rusia melawan Ukraina dan cara mempromosikan perdamaian yang adil dan berkelanjutan," kata pernyataan Uni Eropa, dikutip AFP.

Mora menyoroti bahwa Ukraina menggunakan haknya untuk membela diri dan bahwa Uni Eropa berkomitmen untuk mendukung Ukraina dalam jangka panjang.

Uni Eropa mengatakan pihaknya mengharapkan China, sebagai anggota Dewan Keamanan PBB, untuk bekerja mendorong Rusia "segera dan tanpa syarat menarik semua pasukan dan peralatan militer dari seluruh wilayah Ukraina".

"Kedua belah pihak sepakat untuk tetap berhubungan dan terus bekerja menuju perdamaian yang berkelanjutan di Ukraina," kata Uni Eropa.

Rusia dan China memiliki hubungan dekat, dengan Xi mengunjungi Moskow pada Maret dan mengatakan hubungan "memasuki era baru".

Sementara Cina mengatakan itu adalah pihak netral dalam perang Ukraina, Negeri Tirai Bambu dikritik karena menolak mengutuk Moskow atas invasi tersebut.

Politisi Uni Eropa bereaksi dengan skeptis terhadap daftar proposal yang 'tidak jelas' yang diterbitkan oleh China yang menurut Beijing ditujukan untuk membantu mengamankan perdamaian di Ukraina.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Akhirnya Terang-terangan Dukung Penuh Rusia di Perang Ukraina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular