Dear Pak Zulkifli Hasan, Rencana Subsidi Jagung Dikritik Nih
Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana pemerintah memberikan subsidi akibat lonjakan harga jagung mendapat mendapat penolakan. Pasalnya, pemberian subsidi dinilai sebagai menjadi kebijakan yang kurang tepat untuk menekan harga telur di pasaran,.
"Skema subsidi ini jika dilakukan, dampaknya baru dapat dirasakan setelah 80-110 hari masa tanam jagung. Selama periode tersebut, harga telur akan cenderung tetap tinggi dan bahkan berpotensi terus naik," kata Peneliti Center for Indonesian Studies (CIPS) Mukhammad Faisol Amir dalam pernyataan tertulis, Kamis (25/5/2023).
Selain dampak terhadap harga telur yang tidak langsung dirasakan masyarakat, Faisol mengatakan, skema subsidi jagung juga berpotensi menimbulkan persoalan baru. Yaitu oversupply jagung yang justru akan merugikan petani saat masa panen.
Beberapa hal yang juga membuat kebijakan ini sulit dilakukan, lanjutnya, adalah penentuan skema subsidi dan durasi pemberian subsidi. Jika subsidi jagung diberikan terlalu lama, lagi-lagi akan berpotensi menimbulkan oversupply.
Faisol menambahkan, pembatasan impor jagung hanya untuk BUMN dengan API-U menyulitkan peternak telur ayam untuk mendapatkan pakan yang berkualitas dan lebih murah.
"Swasta perlu dilibatkan dalam importasi jagung, sehingga peternak dapat mengakses pakan murah dan berkualitas dengan lebih cepat," tukasnya.
Sebelumnya, wacana pemberian subsidi ini diungkapkan oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan. Menurutnya, subsidi itu direncanakan karena kenaikan harga telur dan daging ayam saat ini akibat lonjakan harga pakan ternak.
"Andai kata diputuskan tapi belum, ini masih dibahas, jadi kalau harga jagung rakyat mahal sampai Rp 6.500 per kilogram nanti Rp 1.500 disubsidi apa untuk transportasinya atau apanya, jadi harga terkendali," kata Mendag saat ditemui wartawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (22/5/2023).
Di sisi lain, lanjut Faisol, kemunculan El Nino juga membuat masa tanam dan masa panen jagung terancam tidak berjalan sebagaimana yang sudah direncanakan.
El Nino yang berkepanjangan dapat menimbulkan banyak hal, salah satunya adalah kebakaran hutan.
Bagi sektor pertanian, bencana El Nino memberikan beberapa dampak negatif, seperti mengeringnya tanah pertanian hingga menyebabkan perubahan pola tanam serta pola/siklus perkembangbiakan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada tanaman jagung.
(dce)