Marak 'Pabrik Hantu' di Ujung Jakarta, Pengusaha Buka Suara

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Kamis, 25/05/2023 11:57 WIB
Foto: Suasana sepi tanpa aktivitas pada pabrik yang sudah tidak beroperasi di Kawasan Berikat Niaga (KBN) Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (24/5/2023). Pabrik-pabrik di kawasan industri dan kawasan berikat dikabarkan banyak yang tutup. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pabrik-pabrik di kawasan Berikat Nusantara (KBN) di Cilincing Jakarta Utara mulai masif meninggalkan ibu kota. Beberapa tahun silam, kawasan ini sangat ramai dengan aktivitas produksi dari banyak pabrik, namun saat ini jumlahnya makin sedikit. Kalangan pengusaha pun membongkar alasannya.

"Di Jakarta, KBN sudah lama (pindah), ada pabrik yang udah gak mampu berusaha lagi di DKI Jakarta karena biaya produksi, labour cost tinggi. Sudah lama itu dari sebelum pandemi juga berguguran di KBN karena gejolak upah tinggi, artinya labour cost tinggi maka biaya produksi pun akan tinggi," kata Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) DKI Jakarta Nurjaman kepada CNBC Indonesia, Kamis (25/5/2023).

Karena biaya produksi tinggi, maka biaya pendukung lain pun akan lebih tinggi, baik fee cost maupun variabel cost tinggi, dimana kedua variabel itu tidak bisa dihindari. Akibatnya harga jual produk juga bisa semakin melambung yang mengakibatkan daya serap masyarakat semakin berkurang.


"Mau gak mau perusahaan harus mencari langkah yang lebih efektif, salah satunya relokasi, pindah tempat dan sebagainya, atau menutup perusahaan. Makanya mencari langkah lain, salah satunya relokasi ada yang ke Jabar Jateng, mana yang kondusifitas bagus dan didukung faktor pendukung yang nyaman, jadi dari situ terlihat mana yang daerahnya ramah Investasi," sebut Nurjaman.

Foto: Suasana sepi tanpa aktivitas pada pabrik yang sudah tidak beroperasi di Kawasan Berikat Niaga (KBN) Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (24/5/2023). Pabrik-pabrik di kawasan industri dan kawasan berikat dikabarkan banyak yang tutup. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Suasana sepi tanpa aktivitas pada pabrik yang sudah tidak beroperasi di Kawasan Berikat Niaga (KBN) Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (24/5/2023). Pabrik-pabrik di kawasan industri dan kawasan berikat dikabarkan banyak yang tutup. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Lebih lanjut Ia menerangkan bahwa pelaku usaha tidak hanya melihat dari hanya satu faktor dalam memilih tempat beraktivitas yang baru, melainkan dari banyak faktor lain, misalnya dari sisi ketenagakerjaan, regulasi, sisi pelayanan publik dan sebagainya, sehingga itu menjadi ukuran untuk merelokasi ke tempat tersebut.

"Kebanyakan relokasi ada yang ke Jateng, Jabar juga ada Majalengka, lalu ke Jepara juga ada karena masih available untuk membayar cost," sebut Nurjaman.

"KBN udah lama, gak cuma kali ini, sebelum pandemi KBN udah mulai relokasi ke sana walau masih ada 1-2 yang petakan disitu," lanjutnya.


(wur)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pengusaha Soroti 80 Ribu Koperasi Desa, Khawatirkan Hal Ini