Fenomena Pabrik Tutup Bertumbangan di Jakarta, Ini Pemicunya

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha memperingatkan kondisi Indonesia saat ini ternyata belum pulih akibat efek domino pandemi Covid-19. Yang diperparah lagi akibat perang Rusia-Ukraina.
Pasalnya, kata dia, meski riaknya tak terlihat karena adanya fenomena gunung es, saat ini masih terjadi gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK). Belum lagi, pabrik-pabrik banyak yang tutup di Jakarta dan sekitar karena tak lagi mampu bertahan.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) DKI Jakarta Nurjaman mengatakan, hal itu sebagai akibat efek domino pandemi Covid-19. Dan semakin diperparah perang Rusia dan Ukraina.
"Kondisi sekarang kita belum pulih akibat pandemi Covid-19. Banyak perusahaan tak bisa bertahan karena tidak lagi memiliki kecukupan modal. Dana cadangannya digunakan untuk kebutuhan biaya selama pandemi. Ada input tapi tidak ada output, besar pasak dari tiang. Tidak bisa bayar bahan baku karena barang yang diproduksi tidak terjual, rusak di gudang, jadinya merugi. Untuk BEP saja tidak bisa, jangankan margin ya," kata Nurjaman kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (23/5/2023).
"PHK masih terjadi. Pabrik banyak tutup, saya baru dari Cikarang ada yang baru tutup, manufaktur. Saya sesekali ke Jababeka, dulu begitu ramenya sekarang banyak pabrik tutup, kosong. Coba ke ke Jakarta Utara, di KBN banyak pabrik tutup," tambahnya.
Untuk itu, kata dia, semua pihak harus duduk bersama dan turun tangan untuk mengatasi kondisi saat ini.
"Tidak bisa hanya pemerintah atau hanya pengusaha. Cari tahu apa masalahnya, apa solusinya, apa insentif yang bisa diberikan? Apa suntikan yang bisa diberikan untuk membantu perusahaan?," katanya.
"Jangan sampai kita jatuh ke lubang yang sama lagi. Apalagi sekarang bertambah lagi angkatan kerja baru, lulusan perguruan tinggi, lulusan SMK dan SMA. Jangan sampai eks-pekerja menambah pengangguran lagi," tukas Nurjaman.
Dia menambahkan, jika seorang buruh kehilangan pekerjaannya, setidaknya ada 4 orang lainnya yang kehilangan sumber penghidupan.
"1 pekerja itu bisa menafkahi 4-5 orang. Bayangkan kalau 4-6 ribu karyawan? Jangan sampai pengangguran bertambah," kata Nurjaman.
"Jangan sampai kita jatuh ke lubang yang sama. Karena kita memang belum pulih benar. Pasar ke AS-Eropa belum pulih, ke Afrika juga tidak bisa karena ada krisis di Yaman, Rusia-Ukraina masih perang/ Kita harus kolaborasi untuk menyelamatkan kondisi saat ini," kata Nurjaman.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, dunia saat ini masih tidak dalam kondisi baik.
"Meski pandemi mulai mereda, namun ekonomi global masih menghadapi banyak tantangan dalam upaya untuk pulih sepenuhnya. Saya ingin mengatakan bahwa dunia tidak dalam situasi yang baik-baik saja," ungkap Sri Mulyani dalam pidatonya saat menggelar Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-115 di kantornya, Jakarta, Senin (22/5/2023).
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ngeri! Gelombang PHK Masih Terus Terjadi di Industri Tekstil
