Ekonom Soroti Ambisi Jokowi di 2024, Apa yang Salah?

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
Kamis, 25/05/2023 12:45 WIB
Foto: Presiden Joko Widodo menyampaikan sejumlah arahan kepada para kepala daerah dalam Rapat Koordinasi Kepala Daerah Tahun 2021 yang digelar secara virtual pada Rabu, 14 April 2021. Dok: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah optimistis perekonomian Indonesia pada 2024 akan tumbuh mencapai 5,3% hingga 5,7%. Ambisi Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut yang kemudian juga turut disoroti oleh beberapa ekonom.

Senior Ekonom BCA Lazuardin Thariq Hamzah dan Barra Kukuh Mamia menjelaskan, target pertumbuhan ekonomi pemerintah pada 2024 yang mencapai 5,7% tersebut dinilai cukup kontras dengan prospek ekonomi global yang suram seperti yang diramal oleh International Monetary Fund (IMF).

Seperti diketahui, IMF memperkirakan perekonomian global pada 2024 akan tumbuh ke level 3%, naik tipis dibandingkan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2023 yang diramal menyentuh 2,8%.


"Target pertumbuhan ekonomi tampaknya tidak sejalan dengan asumsi ekonomi makro lainnya untuk tahun 2024. Salah satu contohnya adalah target inflasi yang ditetapkan pemerintah pada kisaran 1,5% sampai 3,5%," jelas Lazuardin dan Barra dalam laporannya, dikutip Kamis (25/5/2023).

Lazuardin dan Barra menilai target pertumbuhan ekonomi pemerintah yang mencapai 5,7% itu dinilai tidak logis dan cenderung tidak akan tercapai. Yang paling masuk akal, menurut mereka adalah dengan memasang target pertumbuhan ekonomi 5,3% sambil menjaga inflasi pada kisaran 1,5%.

"Mengingat target inflasi mencerminkan skenario di mana aktivitas ekonomi global melambat, dan karenanya lebih rendah karena permintaan komoditas juga akan melambat," tuturnya.

Seperti diketahui, di dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) Tahun 2024, Jokowi menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 mencapai 5,3% sampai 5,7%. Target ini menjadi level tertinggi di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak 2019.

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan mengungkapkan, Asia akan menjadi salah satu motor utama pertumbuhan global di tahun depan.

"Perekonomian Asia yang relatif lebih resilien dibanding wilayah lain membuat tetap menjadi brightspots di tengah lesunya perekonomian global," tulis Kemenkeu, dikutip Kamis (25/5/2023).

Dalam jangka pendek, berakhirnya kebijakan zero covid di Tiongkok atau China, diperkirakan akan memberi daya ungkit pada pertumbuhan global. Dalam jangka menengah panjang, pertumbuhan kelas menengah di Asia membuat kawasan ini terus menjadi pasar potensial.

"Pertumbuhan ekonomi Asia yang cukup solid selain bermanfaat untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, juga terus memperbesar kelompok masyarakat kelas menengah, yang menjadi pasar potensial bagi ekonomi secara global," jelas Kemenkeu.

Kemenkeu juga meyakini, bahwa pembangunan IKN Nusantara di Kalimantan Timur akan menjadi salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi nasional di tahun depan.

Pembangunan IKN Nusantara, diklaim bukan sekedar memindahkan lokasi pusat pemerintahan ke wilayah lain, namun lebih dari itu, pemerintah berupaya mewujudkan sebuah prototipe intelligent city sebagai representasi transformasi kemajuan Indonesia yang sesuai dengan visi Indonesia Maju 2045.


(cap/cap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bantai Semua Konsensus, Ekonomi RI Q2-2025 Tumbuh 5,12% (yoy)