
Momok Seram Masih Gentayangan di 2024, Pemerintah Was-was!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Keuangan mewaspadai tingkat suku bunga bank central dunia masih akan tinggi pada 2024. Meskipun tekanan inflasi global diperkirakan akan terus mereda.
Dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) Tahun 2024, Kementerian Keuangan mengungkapkan, tekanan inflasi di banyak negara diperkirakan sudah melewati puncaknya sejak tahun 2023 dan terus termoderasi atau menurun hingga tahun 2024.
Kendati demikian, beberapa negara maju, inflasi diperkirakan masih di atas target jangka menengah.
Kemenkeu menyebut, faktor pendukung menurunnya inflasi global pada 2024 yakni disrupsi suplai yang telah pulih pasca pandemi dan krisis geopolitik serta harga komoditas yang mengalami normalisasi.
"Dengan tekanan inflasi yang mereda, tren pengetatan moneter agresif juga terus berkurang dan bahkan diperkirakan terjadi pelonggaran di banyak negara utama," jelas Kemenkeu dalam Buku KEM PPKF Tahun 2024, dikutip Senin (22/5/2023).
Sayangnya, Kemenkeu memprediksi tingkat suku bunga masih akan tinggi. Semakin tinggi suku bunga, semakin sedikit uang di kantong masyarakat. Ini dapat mengurangi kemampuan mereka untuk membeli produk dan layanan, sehingga bisnis mungkin menderita penurunan penjualan.
"Tingkat suku bunga diprediksi relatif masih tinggi walaupun sudah terjadi pembalikan arah kebijakan moneter menjadi lebih longgar," jelas Kemenkeu.
Seperti diketahui, suku bunga acuan Amerika Serikat hingga Mei 2023 masih mencapai 5% hingga 5,25%. Sementara suku bunga BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) hingga April 2023 sebesar 5,75%.
Pada tahun ini, Kemenkeu juga berharap agar kebijakan moneter Indonesia ke depan tetap harus memperhatikan perkembangan suku bunga kebijakan moneter global yang diperkirakan tetap tinggi pada 2023, serta kondisi makro ekonomi dan keuangan domestik.
Kemenkeu menyebut, pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) terus memperkuat koordinasi kebijakan untuk menjaga stabilitas inflasi dan nilai tukar rupiah sesuai dengan mekanisme pasar dan fundamental ekonomi.
Dalam rangka mitigasi risiko yang bersumber dari perlambatan ekonomi global serta normalisasi kebijakan moneter The Fed dan sejumlah negara Advanced Economies (AEs) pada tahun 2024, maka diharapkan tingkat suku bunga BI7DRRR dapat optimal untuk menjangkar ekspektasi inflasi.
(cap/cap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Proyek IKN, Jokowi Pede Ekonomi RI Meroket 5,7% di 2024!
