
Terungkap! Pertamina Bisa Dapat Gratis Proyek Blok Masela

Jakarta, CNBC Indonesia - Proyek gas raksasa abadi, Blok Masela yang berada di Laut Arafura, Maluku kembali menjadi sorotan. Yang terbaru, alotnya negosiasi pengambil alihan saham atau participating interest (PI) 35% milik Shell di proyek dengan nilai investasi US$ 19,8 miliar itu.
Shell sebagai perusahaan minyak asal Belanda ini merupakan pemilik saham 35% di Blok Masela, sisanya dimiliki oleh perusahaan asal Jepang yakni Inpex Corporation sebanyak 65%.
Karena Shell menyatakan mundur, pemerintah memutuskan untuk mengajukan PT Pertamina (Persero) untuk mengambil alih saham 35% milik Shell tersebut. Nah, kabarnya pembahasan mengenai pengambil alihan saham itu sedang alot-alotnya, karena Shell dianggap terus menahan-nahan.
Tapi tahukah anda? dari informasi yang diterima CNBC Indonesia, ternyata tahun depan atau 2024 Blok Masela bisa kembali ke negara. Hal itu seperti tertuang di dalam rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) yang disepakati antara pemerintah dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Blok Masela dalam hal ini Inpex dan Shell.
"Dalam PoD-nya disebutkan, jika dalam lima tahun sejak disepakatinya PoD (tahun 2019) proyek ini tidak ada perkembangan, maka akan dikembalikan ke negara," terang sumber kepada CNBC Indonesia.
Oleh karena itu, jika memang benar-benar proyek ini tidak berjalan dan dikembalikan ke negara, Pertamina bisa mendapatkan proyek ini secara gratis melalui penugasan pemerintah.
Kemarin, di gedung DPR RI, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan jika rencana pengembangan proyek Blok Masela tidak kunjung segera dilaksanakan, maka pihaknya akan melakukan evaluasi.
"Kalau misalnya isu pelepasan PI Shell menjadi salah satu faktor Inpex ini gak bisa jalan, kalau Shell terlalu lama menahan dan tidak segera melaksanakan divestasi yang sudah dijanjikan sejak lama, sejak awal 2020 kan, sudah tiga tahunan, oleh karena itu kita mesti review apa yang bisa kita ambil," kata Dwi saat ditemui di Gedung DPR, Rabu (24/5/2023).
Dwi berharap agar rencana pengembangan Blok Masela dapat berjalan kembali. Pasalnya, apabila operator maupun pemegang PI tidak segera melaksanakan kegiatan, pemerintah akan segera mengambil sikap.
"Tentu government mengambil langkah-langkah supaya apa saja hal-hal yang menjadi pending matters untuk bisa diselesaikan, kita harapkan kontraktor maupun pemegang PI bertanggung jawab atas POD yang disetujui tersebut," ujarnya.
Seperti diketahui, pemerintah mengungkapkan kekecewaannya terhadap Shell lantaran proses negosiasi pengalihan hak partisipasi atau participating interest (PI) sebesar 35% ke PT Pertamina berjalan lamban. Hal ini pun bakal berdampak pada jadwal operasi dari Blok Migas jumbo tersebut.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji sebelumnya menjelaskan dengan proses negosiasi pengalihan PI Shell yang cukup berbelit, pemerintah terpaksa harus kehilangan kesempatan untuk memanfaatkan sumber gas dari Blok Masela ini.
"Masela itu kan agak lama, jadi pemerintah kehilangan opportunity-nya panjang itu akhirnya Pak Menteri menyampaikan kecewa lah jadi kami ingin follow up mau revisi PoD-nya," ujar Tutuka saat ditemui di Gedung DPR, Selasa (23/5/2023).
"Kita lihat PoD-nya gimana kok bisa lama sekali. (Mengenai harga) itu urusan bisnis saya gak bisa menyatakan tapi pemerintah kecewa karena terlalu lama," kata Tutuka.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jreng.. Proyek Blok Masela Bisa Kembali ke Negara Tahun Depan
