Internasional

Kronologi Malaysia "Panic Buying" Air Minum Serbu Supermarket

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
22 May 2023 09:10
Viral video warga Penang, Malaysia, 'panic buying' memborong air minum di supermarket. (Tangkapan Layar Tiktok @finazeffendy76)
Foto: Viral video warga Penang, Malaysia, 'panic buying' memborong air minum di supermarket. (Tangkapan Layar Tiktok @finazeffendy76)

Jakarta, CNBC IndonesiaMalaysia dilanda ancaman krisis air minum. Ini memicu warga Negeri Jiran itu untuk memborong air mineral di supermarket hingga barang tersebut habis di supermarket.

Sebuah video menunjukan rak-rak yang biasa diisi air mineral kosong. Antrean juga terlihat mengular dengan warga membeli beragam keperluan sehari-hari dalam trolley.

Panic Buying air bersih ini sebenarnya diawali dari curah hujan yang turun dan bendungan yang mengering di Malaysia. Ini kemudian memicu warga khawatir akan kekurangan air bersih.

Hal itu diperparah oleh gangguan sistem sungai. Sistem gangguan di sepanjang Sungai Muda membuat satu juta orang Penang dan Kedahan berebut air setelah aliran air keran sempat mengering.

Meskipun pasokan air pulih dalam waktu kurang dari 24 jam, banyak penjual makanan yang mengatakan mereka memutuskan untuk menutup tokonya karena mereka tidak dapat menyiapkan bahan makanan tanpa air sehari sebelumnya.

Tanpa air dari Sungai Muda, tingkat bendungan Penang terpukul dan kemarin, Bendungan Ayer Itam terisi 39,8%, Bendungan Teluk Bahang 46,2% dan bahkan Bendungan Mengkuang yang lebih besar, yang biasanya terisi lebih dari 90%, turun menjadi 88,2 %.

Ketua Menteri Penang Chow Kon Yeow mengimbau warga untuk menghemat air. Dia pun menunjukkan bahwa dalam kasus Bendungan Ayer Itam, hanya ada cukup air bagi penduduk setempat untuk bertahan 120 hari lagi.

Presiden Penang Water Watch Chan Ngai Weng mengatakan ini adalah "seruan bangun" untuk warga Penang.

"Penggunaan air harian per kapita Penang melonjak hingga di atas 300 liter tahun lalu, tertinggi di negara ini. Tarif harus dinaikkan untuk mengendalikan pemborosan air," katanya, dikutip dari The Star, Minggu (21/5/2023).

Terkait gangguan yang menyebabkan gerbang bendungan di Sungai Muda dibuka, Chan mengatakan seharusnya ada peringatan otomatis ketika gerbang bendungan terbuka sendiri karena sensor yang salah.

"Komputer tidak membuat kesalahan. Pihak berwenang harus memeriksa apakah peringatan dimatikan atau jika perintah yang salah dimasukkan atau apakah ada virus dalam program tersebut," tuturnya.

"Seharusnya juga ada peringatan merah umum yang dikirim ke setiap tingkat otoritas di Penang dan Kedah begitu permukaan air Sungai Muda turun di bawah level tertentu," katanya.

Chan mengatakan banyak orang menuding pemerintah Penang dan Penang Water Supply Corporation bersalah atas kejadian tersebut.

"Tidak benar Penang tidak memiliki rencana masa depan untuk ketahanan air. Ada banyak rencana dan pihak berwenang Penang telah berbicara dengan rekan-rekan mereka di Kedah secara damai," tegasnya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article "Kiamat" Baru Hantui Malaysia, Hajat Hidup Warga Terancam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular