Ekonomi RI Bocor

Pak Jokowi Tolong! Ekonomi Banyak Bocor, Ini Biang Keroknya

Cantika Adinda Putri & Hadijah Alaydrus, CNBC Indonesia
Jumat, 19/05/2023 09:10 WIB
Foto: (Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada masa pemerintahannya gencar melakukan pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur diharapkan mampu mempermudah jalannya rantai pasok di Indonesia, namun sayangnya hal ini tidak tercermin indeks kinerja logistik (LPI) yang terus anjlok.

LPI merupakan alat perbandingan interaktif yang menunjukkan nilai kinerja logistik suatu negara secara umum, serta bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai tantangan dan peluang yang mungkin dihadapi dalam kinerja logistik perdagangan negara.

Kinerja logistik Indonesia kerap anjlok setiap tahunnya, LPI Indonesia pada 2016 berada pada peringkat 63 secara global, turun dibandingkan pada posisi 2014 yang menempati peringkat ke-53 dan sempat naik pada posisi ke-45 pada 2018.


Sayangnya pada 2023, peringkat kinerja logistik di Indonesia malah turun 16 peringkat dari posisi 2018, menjadi peringkat ke-61 dari 139 seluruh negara di dunia, dengan penurunan skor dari 3,15 menjadi 3,0.

Jika dibandingkan dengan negara di kawasan Asia Tenggara, yang masuk dalam laporan ini, peringkat pertama ditempati oleh Singapura dengan skor LPI mencapai 4,3, disusul oleh Malaysia yang berada di peringkat 31 secara global, dengan skor LPI 3,6.

Dengan kata lain, pembangunan infrastruktur di Indonesia belum efektif dalam mempermudah pendistribusian barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Padahal ini adalah pertimbangan yang sangat krusial untuk menarik investor ke tanah air.

Indonesia bahkan masih tertinggal dari Thailand yang berada di urutan ke-37 secara global, dengan skor LPI 3,5. Sementara itu, Filipina dan Vietnam masing-masing berada di urutan ke-47 dan 50 dengan nilai LPI sama yaitu 3,3.

Chairman Supply Chain Indonesia Setijadi mengungkapkan, skor LPI tidak hanya dapat menggambarkan kinerja logistik suatu negara, namun juga dapat menjadi salah satu pertimbangan investor untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia.

"Oleh karena itu, berbagai upaya perlu dilakukan untuk meningkatkan LPI itu, di samping meningkatkan kinerja logistik Indonesia secara umum," ujar Setijadi dalam keterangannya, dikutip Jumat (19/5/2023).

Ekonom Senior Faisal Basri mengaku tak heran jika biaya logistik di Indonesia masih dinilai terlampau tinggi. Karena biaya logistik di Indonesia mencapai 22% dari Produk Domestik Bruto (PDB), lebih tinggi dari negara di kawasan ASEAN termasuk Malaysia yang hanya 13% dari PDB.

"Logistic cost kita itu 22% dari PDB, jadi istilahnya itu habis di ongkos karena apa 80% barang di Indonesia diangkut lewat darat. Padahal di seluruh dunia 70% barang itu diangkut lewat laut karena ongkos darat 10 kali lebih mahal dari laut," kata Pak Faisal dalam diskusi CORE Indonesia, dikutip Jumat (18/5/2023).

Merujuk data World Bank, 2 dari 6 komponen LPI Indonesia justru naik dibandingkan tahun 2018 yakni, customs score (dari 2,7 menjadi 2,8) dan infrastructure score (dari 2,895 menjadi 2,9).

Komponen lainnya yang menjadi pemberat dalam LPI kita ada pada Timelines (dari 3,7 menjadi 3,3) dan Tracking & Tracing (dari 3,3 menjadi 3,0), diikuti International Shipments (dari 3,2 menjadi 3,0), dan Logistics Competence & Quality (dari 3,1 menjadi 2,9).


(cap/cap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Strategi Pengusaha Tambang Hadapi Volatilitas Harga-Geopolitik

Pages