
7 Update Perang Rusia-Ukraina! China Warning-NATO Siap Perang

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia dan Ukraina masih terus terjadi. Kemarin, sejumlah fakta baru muncul.
Perang makin sengit di wilayah Bakhmut di mana masing-masing pihak terus mengklaim kemenangan. China, yang kini turun langsung menjadi "juru selamat" Rusia-Ukraina memberi peringatan ke Kyiv dan Moskow.
Di sisi lain, NATO juga disebut mulas menyiapkan diri untuk "siaga perang". G7 juga dilaporkan akan memberi sanksi berat terbaru kepada Rusia.
Lalu apa saja fakta lengkapnya? Berikat rangkuman CNBC Indonesia Jumat (19/5/2023).
30 Rudal Rusia Serbu Ukraina Semalaman
Ibukota Ukraina diserang rudal Rusia untuk kesembilan kalinya bulan ini pada Kamis kemarin dini hari. Tercatat ada 30 rudal yang dilempar ke seluruh kota negeri itu, termasuk Kyiv dan Odessa.
Ukraina sendiri mengklaim, semua rudal yang masuk telah dihancurkan oleh pertahanan udara. Meskipun serangan itu menyebabkan beberapa kerusakan di dua distrik.
Militer Ukraina mengatakan telah menembak jatuh 29 dari 30 rudal yang diluncurkan oleh Rusia semalam. Dilaporkan satu orang tewas.
"Semua target (rudal) di Kyiv ditembak jatuh," kata Jenderal Valeriy Zaluzhnyi, panglima tertinggi angkatan bersenjata, mengatakan dalam sebuah pernyataan di Telegram.
30 rudal jelajah yang ditembakkan ke sasaran Ukraina dalam semalam termasuk 22 rudal jelajah Kh-101/Kh-555 yang diluncurkan dari udara. Ada juga enam rudal jelajah "Kalibr", yang ditembakkan dari kapal perang Rusia di Laut Hitam.
Rusia telah meningkatkan serangannya terhadap Ukraina menjelang serangan balik yang sangat diantisipasi oleh Ukraina. Awal pekan ini, ibu kota menjadi sasaran, dengan seorang pejabat menggambarkan jumlah rudal yang digunakan dalam waktu singkat sebagai "luar biasa".
Rusia Perkuat Signifikan Pasukan di Bakhmut
Rusia telah 'secara signifikan memperkuat' pasukan di Bakhmut. Bahkan pemerintah Presiden Vladimir Putin disebut mendatangkan pausan cadangan.
Hal ini dikatakan Wakil Menteri Pertahanan Ukraina mengatakan di saluran Telegram resminya. Menurutnya pertempuran sengit di kota utama Ukraina Timur itu masih memanas.
"Musuh telah menyerang Bakhmut sepanjang hari ini. Semua serangan ditangkis oleh pembela kami," tulis Hanna Maliar di Telegram, menurut terjemahan NBC News.
"Musuh melakukan ofensif dan mencoba untuk mendapatkan kembali wilayah yang hilang, tetapi menderita dan tidak dapat menyelesaikan tugasnya," tambahnya menambahkan bahwa pasukan Ukraina dapat maju sekitar setengah mil.
"Untuk saat ini, kami mengulur waktu untuk tindakan terencana tertentu," tegas Maliar.
China "Peringatkan" Rusia-Ukraina
China mulai breaksi di perang Rusia dan Ukraina. Presiden Xi Jinping mengutus utusannya untuk Eurasia, Li Hui, ke kedua negara yang berkonflik itu.
China pun mendesak Rusia dan Ukraina menciptakan rang dialog. Bila tidak, Beijing memperingatkan tak ada perdamaian bisa terjadi.
"Tak ada obat mujarab untuk mengakhiri krisis Ukraina. Semua pihak perlu menciptakan kondisi untuk dialog damai, menghentikan perang," tegas Li dalam pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri China, seperti dikutip dari Reuters.
"(Mereka harus) merumuskan upayanya sendiri untuk menghentikan pertempuran dan (menciptakan) gencatan senjata dan memulihkan perdamaian sesegera mungkin," tegas China.
Ini merupakan pertama kalinya perwakilan China datang ke Ukraian semai serangan di Februari 2022. Dalam pertemuan itu, Li menegaskan China akan selalu memainkan peran konstruktif untuk meringankan situasi kemanusiaan di Ukraina dengan cara sendiri.
"(China) akan terus memberi bantuan ke Ukraina sesuai kapasitasnya," imbuh dia.
Ukraina sendiri tegas menyatakan tak akan menerima usulan yang di dalamnya tercantum soal kehilangan wilayah atau membekukan konflik. Lawatan Li ke Ukraina berlangsung usai Xi Jinping dan Zelensky berbicara via telepon pada April lalu.
Rusia kerap mengatakan bersedia berdamai. Namun hal itu tak kunjung terealisasi.
8,2 Juta Orang Mengungsi
Lebih dari 8,2 juta warga Ukraina menjadi pengungsi dan telah pindah ke negara-negara terdekat sejak Rusia memulai serangan besar-besaran Februari lalu. Hal ini ditegaskan Badan Pengungsi PBB (UNRA) mengutip CNBC International.
"Lebih dari 5,1 juta orang telah mengajukan status penduduk sementara di negara-negara tetangga Eropa Barat," muat badan tersebut.
"Polandia telah menerima sebagian besar pengungsi Ukraina yang melarikan diri dari perang Rusia," tulisnya lagi.
Sebelumnya PBB juga telah memuat sebanyak 8.000 lebih warga sipil tewas karena perang. Namun data ini diyakini lebih kecil dari fakta di lapangan.
"Eskalasi konflik di Ukraina telah menyebabkan korban dan kehancuran infrastruktur sipil, memaksa orang meninggalkan rumah mereka untuk mencari keselamatan, perlindungan, dan bantuan," kata UNRA.
G7 "Bom" Rusia Sanksi Baru
G7 disebut akan memberi sanksi baru ke Rusia. Dalam updatenya di pertemuan KTT G7 Jepang, pejabat AS menyebut, hukuman itu akan menargetkan "mesin perang" Putin.
"Semua anggota G7 sedang bersiap untuk menerapkan sanksi baru dan kontrol ekspor," tegas pejabat itu, yang berbicara tanpa menyebut nama, kepada wartawan di Hiroshima, dikutip AFP.
Ia mengatakan paket hukuman G7 yang baru akan bergabung dengan AS. Menurutnya sanksi akan substantial "mempersulit Rusia untuk mempertahankan mesin perangnya".
"Langkah-langkah AS akan bertujuan untuk membatasi secara luas akses Rusia ke barang-barang yang penting untuk kemampuan medan perangnya", ujar pejabat itu menjelaskan lagi.
Diutarakannya, ada sekitar 70 entitas di Rusia dan negara-negara lain- yang tidak dia sebutkan- akan dilarang menerima ekspor AS. Sekitar 300 sanksi baru akan dikenakan pada "individu, entitas, kapal dan pesawat".
"Target akan berkisar di seluruh Eropa, Timur Tengah dan Asia," katanya.
"Anda akan melihat langkah-langkah baru diambil untuk mengisolasi Rusia secara ekonomi dan melemahkan kemampuannya untuk berperang," tambahnya.
"Akan ada tindakan untuk mendukung prinsip-prinsip yang akan diartikulasikan dalam pernyataan Ukraina yang dikeluarkan oleh G7," ujarnya.
Zelensky ke G7
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy diperkirakan akan menghadiri pertemuan G-7 di Jepang. Namun tidak secara fisik melainkan secara virtual.
Sebelumnya, Zelenskyy bertemu dengan beberapa negara G-7 di ibu kota Eropa menjelang pertemuan di Jepang. Ia mendesak sekutu bekerja untuk menemukan cara tambahan untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas invasi skala penuhnya ke Ukraina.
G7 awalnya dikenal sebagai G-8, termasuk AS, Kanada, Inggris, Prancis, Italia, Jerman, Jepang, dan Rusia. Tetapi dipangkas menjadi G-7 pada tahun 2014 setelah pencaplokan Krimea secara ilegal oleh Rusia.
NATO Siap Siaga Perang
NATO dilaporkan akan menyetujui ribuan halaman rencana militer rahasia di KTT Vilnius, yang berlangsung Juli. Ini akan menjadi yang pertama kalinya sejak Perang Dingin, bagaimana aliansi akan merespons untuk serangan Rusia.
Langkah tersebut menandakan perubahan mendasar di pakta pertahan pimpinan AS tersebut. Sebelumnya, NATO telah melihat tidak perlu menyusun rencana pertahanan skala besar selama beberapa dekade karena berperang dalam skala yang lebih kecil di Afghanistan, Irak dan merasa Rusia pasca-Soviet tidak lagi menjadi ancaman eksistensial.
Tetapi, pertempuran Rusia dan Ukraina, yang menjadi perang paling berdarah di Eropa sejak 1945 dilaporkan membuat aliansi tersebut memperingatkan bahwa mereka harus memiliki semua perencanaan jauh sebelum konflik dengan musuh sebaya seperti Moskow mungkin meletus. NATO juga akan memberikan panduan kepada negara-negara tentang cara meningkatkan kekuatan dan logistik mereka.
"Perbedaan mendasar antara manajemen krisis dan pertahanan kolektif adalah ini 'bukan kita tetapi musuh kita yang menentukan garis waktu'," kata Laksamana Rob Bauer, salah satu pejabat tinggi militer NATO, dikutip Reuters.
"Kita harus mempersiapkan fakta bahwa konflik dapat muncul dengan sendirinya kapan saja," tegasnya.
Hal sama juga dikatakan Kepala NATO Jens Stoltenberg. Pasukan tertentu akan ditugaskan untuk mempertahankan wilayah tertentu.
"Sekutu akan tahu persis pasukan dan kemampuan apa yang dibutuhkan, termasuk di mana, apa dan bagaimana menyebarkannya," kata kepala NATO Jens Stoltenberg tentang dokumen yang sangat rahasia itu.
Sebenarnya, rencana itu muncul sejak aneksasi Krimea oleh Rusia pada tahun 2014. Itu mendorong sekutu Barat untuk pertama kalinya mengerahkan pasukan tempur ke timur, dengan Inggris, Kanada, dan Jerman masing-masing memimpin di salah satu negara Baltik.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Akhirnya Terang-terangan Dukung Penuh Rusia di Perang Ukraina