
Nyaris Rampung, Begini Penampakan Stasiun KA Cepat Karawang
Progres pembangunan proyek Stasiun KA Cepat Karawang 93,98%. Pembangunan ini sudah dimulai sejak tahun 2019 lalu.

Sejumlah persiapan terus digalakan PT KCIC agar dapat merampungkan pembangunan sarana dan prasarana Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) sesuai dengan target yang telah ditetapkan pada 18 Agustus 2023 mendatang. Salah satunya, dengan mengebut kesiapan dari Stasiun KA Cepat Karawang.(CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Berdasarkan informasi yang diterima CNBC Indonesia, progres dari pembangunan proyek Stasiun KA Cepat Karawang kurang lebih sudah selesai 93,98% per minggu ini. Adapun pembangunan ini sudah dimulai sejak tahun 2019 lalu. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Sementara itu, jarak antara Stasiun KA Cepat Halim dengan Karawang berjarak sekitar 41 km, dengan waktu tempuh diperkirakan sekitar kurang lebih 10 menit perjalanan. Sebagai informasi, perjalanan kereta penumpang atau EMU KCJB nantinya akan melaju normal di kecepatan 350 km/jam. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Dari hasil pantauan CNBC di lokasi pada hari ini, Rabu (17/5/2023), Stasiun KA Cepat Karawang tak kalah besar dengan Stasiun KA Cepat Halim. Namun yang berbeda, stasiun ini menggunakan desain bangunan open station atau stasiun dengan atap terbuka pada bagian platform-nya. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Pada bagian platform yang berada di lantai 2 stasiun nampak sudah rapih, terdapat 4 track rel kereta sudah terpasang. Ada dua tipe track di stasiun ini, yakni ballasted track dan ballastless track. Di mana untuk ballastless track merupakan rel kereta untuk kecepatan tinggi, sedangkan ballasted track merupakan rel untuk kecepatan rendah. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Selain itu, fasilitas yang ada di stasiun ini tidak jauh berbeda dengan fasilitas stasiun pada umumnya, terdapat komersial area yang berada di lantai 1 stasiun, holding room (ruang tunggu), lift, eskalator, dan toilet. (Dok: Martyasari Rizky)

Untuk diketahui, serangkaian tes telah dilakukan sejak April 2023, KCIC telah memulai proses independent test terhadap sarana dan prasarana terlebih dahulu untuk memastikan bahwa semua subsistem berjalan dengan normal, sesuai standar dan spesifikasi yang telah ditentukan. (Dok: Martyasari Rizky)