Internasional

Warga Palestina Pilih 'Musuh' AS Jadi Penengah soal Israel

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
15 May 2023 15:00
Pelayat mengantarkan jenazah senior Jihad Islam Palestina Tareq Izzeldeen dan Khalil Al-Bahtinyang tewas dalam serangan Israel di Kota Gaza, Palestina, Selasa (9/5/2023). (REUTERS/MOHAMMED SALEM)
Foto: Pelayat mengantarkan jenazah senior Jihad Islam Palestina Tareq Izzeldeen dan Khalil Al-Bahtinyang tewas dalam serangan Israel di Kota Gaza, Palestina, Selasa (9/5/2023). (REUTERS/MOHAMMED SALEM)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas warga Palestina memandang China dan Rusia sebagai mediator yang berpotensi efektif untuk pembicaraan damai mereka dengan negara Israel. Hal ini terungkap dari sebuah survei baru-baru ini yang dilakukan YouGov.

Survei yang dilakukan pada Mei atas permintaan Arab News, menunjukkan bahwa perantara perdamaian potensial yang paling disukai Palestina adalah Rusia, diikuti oleh Uni Eropa (UE) dan China.

Disukainya China dalam survei tersebut datang setelah keberhasilan Beijing dalam menengahi perjanjian diplomatik Saudi-Iran pada Maret. Tercatat 80% responden survei, mendukung peran China dalam pembicaraan damai Israel-Palestina.

China juga menawarkan pada bulan April untuk memfasilitasi pembicaraan damai antara Israel dan Palestina. Beijing mendesak dimulainya kembali sesegera mungkin.

Amerika Serikat (AS), di sisi lain, tertinggal jauh dibelakang, dengan 60% responden tidak mempercayai Washington untuk memediasi negosiasi Palestina-Israel. Ini diyakini berhubungan dengan kepercayaan warga Palestina bahwa AS memiliki pengaruh signifikan atas Israel.

"Orang Palestina tidak pernah melihat AS sebagai perantara yang netral atau adil," kata direktur Dewan Pemahaman Arab-British (CAABU), Chris Doyle, yang berbasis di London, dikutip Senin (15/5/2023).

"Kepemimpinan (Palestina) telah mentolerir AS karena, sederhananya, sebagai satu-satunya negara adidaya di dunia selama bertahun-tahun, (mereka) tidak punya pilihan."

Doyle kemudian menyebut bahwa Palestina telah mencap AS sebagai motor dari Israel. AS secara terang-terangan menyatakan bahwa mereka pro-Israel, memiliki aliansi strategis dengan Tel Aviv, dan secara rutin mengeluarkan resolusi pro-Israel di Kongres serta memveto upaya untuk mengesahkan resolusi Dewan Keamanan yang kritis terhadap Negeri Yahudi itu.

Terkait UE, Doyle mengatakan bahwa pihaknya pesimistis Blok Biru itu akan dapat menjadi mediator yang diandalkan. Pasalnya, UE saat ini berada dalam posisi yang tidak satu, di mana Eropa Timur mulai memiliki pandangan yang berbeda dengan Eropa Barat.

"Jadi gagasan UE sebagai mediator saat ini tampaknya agak dibuat-buat karena tidak memiliki semacam kesatuan yang memungkinkannya memainkan peran itu."

Mengomentari hasil survei tentang preferensi warga Palestina, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menyimpulkan bahwa ini disebabkan Rusia tidak mengkhianati mereka yang menaruh harapan padanya.

"Moskow terus percaya bahwa kerangka hukum internasional yang ada, inisiatif perdamaian Arab di Al-Taif dan landasan kerja itu telah dicapai antara Israel dan Palestina selama proses negosiasi atas dasar solusi dua negara dapat berfungsi sebagai landasan untuk melanjutkan negosiasi langsung antara pihak-pihak yang berkonflik," tambah keterangan Kementerian Luar Negeri Rusia.

Pihak Palestina sendiri pernah meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk ikut menjadi mediator bersama AS. Mereka menyebut tawaran Washington dapat diperhitungkan jika Putin juga berada dalam kelompok yang menengahi.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Erdogan Sebut Ronaldo Jadi 'Korban' di Piala Dunia, Kenapa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular