Duh! Jokowi Tiba-tiba Ungkap RI Sering Kedodoran, Ada Apa?

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
15 May 2023 10:03
Jokowi di Pencanangan ST2023 oleh Presiden RI. (Tangkapan Layar Youtubr)
Foto: Jokowi di Pencanangan ST2023 oleh Presiden RI. (Tangkapan Layar Youtubr)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, Sensus Pertanian seharusnya dilakukan setiap 5 tahun sekali. Bukan 10 tahun sekali, seperti yang berlaku saat ini.

Sebab, kata dia, Sensus Pertanian akan mengungkap data-data terbaru terkait sektor pertanian, termasuk peternakan, perikanan, perkebunan, dan kehutanan. Yang melibatkan hajat hidup orang banyak.

Apalagi, kata dia, sektor pertanian berkontribusi 11,8% terhadap PDB Indonesia dan 29% terhadap ketersediaan 40 juta lapangan kerja dari total angkatan kerja nasional.

"Kita tahu untuk menghasilkan kebijakan yang tepat butuh data yang akurat. Sering kita kedodoran di sini," kata Jokowi saat Pencanangan Sensus Pertanian 2023 yang ditayangkan akun Youtube BPS, Senin (15/5/2023).

"Lahan pertanian kita berapa? Butuh pupuk berapa? Sering data itu tidak siap dan akurat. Bagaimana sata memutuskan suatu kebijakan wong datanya nggak akurat, nggak paling terkini," tambahnya.

Karena itu, ujarnya, dibutuhkan Sensus Pertanian yang akan menghasilkan data yang akurat dan terbaru.

"Akurasi kebijakan butuh akuras data. Katakan kita putuskan pupuk subsidi 13 juta ton misalnya, dari data memutuskan itu. Tapi di lapangan banyak yang teriak, "Pak, pupuk nggak ada." Mungkin suplainya kurang, mungkin distribusi yang nggak betul. Kalau data akurat, gampang," kata Jokowi.

"Karena itu saya mendukung sekali pelaksanaan Sensus Pertanian tahun 2023 ini. Dan ini pelaksanaan terakhir 10 tahun lalu. Menurut saya juga kelamaan. Sudah berjalan berubah setiap tahun, keputusannya masih pakai data 10 tahun lalu. Mestinya ini setiap 5 tahun. Biayanya juga nggak banyak, berapa sih, 3 triliunan mungkin," tukas Jokowi sambil tersenyum.

Sektor pertanian, ujarnya, akan memegang peranan penting dan strategis di masa depan.

Di sisi lain, ada ancaman perubahan iklim dan efek perang. Di mana, saat ini, kerawanan pangan menyebabkan 345 juta orang di dunia terancam kelaparan dan kekurangan pangan.

"Karena itu saya mendukung sensus yang akan dilaksanakan mulai 1 Juni sampai 30 Juli, artinya 2 bulan selesai. Setelah itu kita akan mendapatkan data yang akurat dan berkualitas. Saya minta seluruh pemangku kepentingan pertanian mensukseskan sensus ini," pungkas Jokowi.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Mendadak Beri Warning Stok BBM, Gas & Pangan, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular