Keras! Jokowi: Jangan Sampai Keliru Pilih Capres-Cawapres RI

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
Senin, 15/05/2023 15:15 WIB
Foto: Pidato Politik Jokowi di Musra Indonesia di GBK Senayan. (Tangkapan Layar Youtube)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada seluruh masyarakat untuk tidak keliru dalam memilih penerusnya untuk menjadi pemimpin dan wakil pemimpin Indonesia selanjutnya.

Hal tersebut disampaikan oleh Jokowi dalam acara Puncak Musra Relawan kemarin, Minggu (15/5/2023) di Istora Senayan, Jakarta.

"Jangan sampai keliru. Dan saya tahu saudara ingin mencari, ingin menemukan capres dan cawapres yang benar dan tepat. Karena yang kita dengarkan adalah suara rakyat, suara akar rumput bukan suara elit," ujar Jokowi dikutip Senin (15/5/2023).


Jokowi menegaskan, Indonesia adalah negara yang besar, dengan penduduk kurang lebih 288 juta penduduk. Rakyat Indonesia butuh pemimpin yang tepat dan benar, yang dekat dengan rakyat.

"Yang paham hati rakyat, yang tahu kebutuhan rakyat, yang mau bekerja keras untuk rakyat. Itu yang dibutuhkan. Dan pemberani yang berani, pemberani demi rakyat. Rakyat butuh pemimpin yang paham, yang mengerti bagaimana memajukan negara ini," tuturnya lagi.

Terpenting, kata Jokowi, pemimpin Indonesia harus paham dari sisi mana peluang itu bisa dimanfaatkan. Bukan hanya sekedar melakukan rutinitas, seperti hanya duduk-duduk di istana, menghadiri acara kenegaraan, tanda tangan ini dan itu. Pemimpin Indonesia, kata dia harus tahu membangun strategi negara dan politiknya. Semua harus dikuasainya.

Pun, Indonesia memiliki peluang menjadi negara maju dalam 13 tahun ke depan, artinya Indonesia sedang bersaing dengan negara lain. Ini adalah kesempatan sekali dan seumur hidup peradaban dunia. Oleh karena itu, harus dimaksimalkan kesempatan ini untuk diwujudkan.

"Kesempatan kita hanya ada di 13 tahun. Bonus demografi kita akan muncul di tahun 2030. Dan dalam sejarah peradaban-peradaban negara yang saya lihat, kesempatannya hanya sekali dalam sejarah," ujarnya.

"Begitu kita keliru, memilih pemimpin yang tepat untuk 13 tahun ke depan, hilanglah kesempatan untuk menjadi negara maju. Hati-hati mengenai ini," kata Jokowi lagi.

Secara historis, kegagalan untuk menjadi negara maju pernah terjadi di Amerika Latin pada era 1950-an hingga tahun 1970-an, yang saat itu negara-negara ini sudah menjadi negara berpenghasilan menengah.

Namun, hingga 50 tahun lamanya, negara-negara di Amerika Latin tersebut tetap menjadi negara berkembang. "Karena apa? Karena tidak bisa memanfaatkan peluang saat itu. Dan mengejarnya lagi sudah tidak ada kesempatan lagi," tegasnya.

"Oleh sebab itu, memilih pemimpin di tahun 2024 sangat krusial penting sekali harus tepat dan benar. Saya bolak-balik menyampaikan jangan grusa-grusu. Jangan tergesa-gesa, karena begitu keliru kita tidak bisa meminta kembali lagi. Nggak bisa," pungkas Jokowi.


(cap/cap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bupati Bulungan Ungkap Nasib Proyek Industri Warisan Jokowi