
Putin Terjepit, Terancam Kehilangan Sekutunya di NATO

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia Vladimir Putin terancam kehilangan sekutu kunci dalam aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), yakni Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Putin disebut telah lama menganggap Erdogan dapat diandalkan karena memiliki retorika dan kebijakan yang keras dan memiliki pengalaman dalam berurusan dengan Rusia.
Namun saat ini posisi Erdogan sendiri dilaporkan tak aman karena harus bersaing dengan Kemal Kilicdaroglu dari partai oposisi dalam pemilihan presiden (pilpres) pada 14 Mei 2023 besok.
Kilicdaroglu, mantan akuntan sekaligus pemimpin Partai Rakyat Republik (CHP), digadang-gadang menggantikan Erdogan. Politisi berusia 74 tahun itu juga disebut-sebut merupakan masa depan demokrasi negara Turki.
Bahkan jajak pendapat oleh Konda, sebuah perusahaan penelitian dan konsultasi di Turki, menunjukkan kandidat oposisi memimpin dengan dukungan 49,3%, sementara Erdogan hanya memiliki 43,7%.
James Jeffrey, mantan duta besar untuk Irak dan Turki dan ketua Program Timur Tengah di Wilson Center menyebut kebijakan Turki terhadap Ukraina dan Rusia kemungkinan akan tetap ada jika Kilicdaroglu menang.
"Saya tidak berpikir berdasarkan pengetahuan langsung bahwa Putin menganggap Kilicdaroglu akan lebih keras terhadapnya daripada Erdogan (dalam situasi tertentu)... Tapi Putin kembali suka berurusan dengan orang yang dia kenal dan berpikir seperti dia. Itu Erdogan, bukan Kilicdaroglu," kata Jeffrey.
Sementara itu, Eleonora Tafuro, seorang peneliti senior di Pusat Rusia, Kaukasus dan Asia Tengah di ISPI, mengatakan kemitraan yang erat antara Putin dan Erdogan penting untuk hubungan bilateral.
"Mengurangi hubungan menjadi bromance antara Putin dan Erdogan akan menjadi kesalahan," katanya.
"Putin pasti mendukung Erdogan... tapi dia juga siap bekerja dengan Kilicdaroglu. Hubungan dengan Turki terlalu vital baginya, terutama sekarang. Dan dia tidak mungkin kehilangan mereka, bahkan jika Erdogan meninggalkan kekuasaan," tambah Tafuro.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hot News: Kado dari Putin Hingga Tolak Pengunduran Rafael