Internasional

Di Atas Ekspektasi, Ekonomi Malaysia Melejit 5,6%

luc, CNBC Indonesia
12 May 2023 12:26
PUTRAJAYA, MALAYSIA - OCTOBER 13: Detail view of Malaysian flag in Perdana Putra, the office complex of the Prime Minister of in Putrajaya in the background prior to the 26th Le Tour de Langkawi 2022, Stage 3 a 124.2km stage from Putrajaya to Genting Highlands 1649m / #PETRONASLTdL2020 / on October 13, 2022 in Putrajaya, Malaysia. (Photo by Tim de Waele/Getty Images)
Foto: Bendera Malaysia di Perdana Putra, kompleks kantor Perdana Menteri di Putrajaya (Photo by Tim de Waele/Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Malaysia mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,6% pada kuartal I-2023 secara tahunan (year-on-year/YoY).

Berdasarkan data dari Bank Negara Malaysia (BNM) dan Departemen Statistik yang dirilis Jumat (12/5/2023), angka tersebut berada di atas ekspektasi para analis dalam jajak pendapat Reuters yang meramalkan angka 4,8% YoY.

Adapun, pada kuartal IV-2022, ekonomi telah tumbuh 7,1%, direvisi naik dari 7,0% yang diumumkan sebelumnya.

Pertumbuhan itu telah mencapai level tertinggi 22 tahun sebesar 8,7% tahun lalu seiring dengan kebangkitan ekonomi dari hantaman pandemi. Meskipun demikian, permintaan global masih belum sepenuhnya pulih dan membebani prospek ekonomi Asia Tenggara.

Bank sentral, bagaimanapun, mengatakan permintaan domestik yang kuat akan terus mendorong ekspansi ekonomi, mempertahankan perkiraan pertumbuhan 2023 antara 4% dan 5%.

Gubernur BNM Nor Shamsiah Mohd Yunus mengatakan ekspansi triwulanan Malaysia didukung oleh kondisi pasar tenaga kerja yang membaik, kelanjutan proyek infrastruktur besar dan pemulihan pariwisata.

"Ekonomi tidak lagi krisis bahkan terus menguat," katanya.

"Risiko terhadap prospek pertumbuhan cukup seimbang, dengan risiko penurunan terutama berasal dari faktor eksternal."

Nor Shamsiah menandai risiko yang terus-menerus terhadap inflasi, dan tidak mengabaikan normalisasi lebih lanjut dari suku bunga acuannya setelah bank sentral menaikkan 25 basis poin secara mengejutkan minggu lalu.

Beberapa ekonom melihat kenaikan suku bunga - yang menandai kembalinya biaya pinjaman ke tingkat prapandemi - menandakan akhir dari siklus pengetatan bank sentral.

"Setiap normalisasi akan bergantung pada apakah akan ada perkembangan yang secara material akan memengaruhi penilaian kami terhadap inflasi dan prospek pertumbuhan," kata Nor Shamsiah, ketika dimintai komentar tentang apakah BNM akan menaikkan suku bunga.

Ia mengharapkan inflasi utama rata-rata antara 2,8% dan 3,8% tahun ini, dibandingkan dengan 3,3% pada 2022.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pak Jokowi, Ekonomi RI Kalah Cepat dari Negara Tetangga Nih!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular