Heboh Luhut Pekan Ini: Singapura Brengsek & Lawan Balik Anies
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) RI, Luhut Binsar Pandjaitan bikin heboh pekan ini. Dalam satu kesempatan, ia mengungkapkan kegeramannya kepada negara tetangga yakni Singapura dengan menyebutkan kata 'Brengsek'.
Tak hanya itu, Luhut juga membuat heboh dengan merespon kritikan Calon Presiden RI Anies Baswedan yang tidak sejalan dengan pemerintah atas pemberian subsidi mobil listrik.
Begini ulasan lengkap keheboh pekan ini yang melibatkan Menko Marves Luhut:
Dalam acara 'Hilirisasi dan Transisi Energi Menuju Indonesia Emas', yang diadakan di Hotel Westin, Jakarta Rabu (10/5/2023). Menko Luhut secara terang-terangan menyebutkan bahwa Singapura meminta suplai listrik energi bersih dari Indonesia.
Dilalahnya, Singapura yang berniat impor listrik dari energi surya hanya menginginkan listriknya saja tanpa membangun atau berinvestasi di Indonesia. Menko Luhut menginginkan pihak Singapura seharusnya bisa melakukan bisnis secara end to end di Indonesisa.
"Ini Singapura minta supaya kita ekspor listrik clean energy ke sana. Kita nggak mau, saya bilang nggak mau. Mau, kalo proyeknya di kita. Ini kan brengsek Singapura ini, dipikir kita bodoh aja, dia tender perusahaan-perusahaan kita, emang gue pikirin," terang Luhut.
Bukan barang baru
Sejatinya, pembahasan mengenai ekspor listrik ke Singapura bukan barang baru. Luhut beberapa waktu lalu juga pernah yang mengungkapkan perusahaan RI bisa mengekspor listrik ke Singapura, asalkan industri panel surya di dalam negeri dibangun terlebih dahulu.
"Mengenai mereka (Singapura) pingin ada ekspor solar panel dari Indonesia listriknya, dan Singapura. Tapi kita nggak mau begitu, maunya harus end to end. Kita harus bangun solar panel di sini, industrinya, kemudian baterainya, dan seterusnya. Baru kita ekspor ke Singapura, jadi win-win," ungkapnya, dikutip Kamis (16/03/2023).
Sebagai tindak lanjut dari perintah Menko Luhut tersebut, sederet perusahaan energi RI sepakat menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/ MoU) untuk pengembangan energi baru terbarukan (EBT), dan rantai pasok panel surya atau Solar Photovoltaic (PV) dan Sistem Penyimpanan Energi Baterai (SPEB) di Indonesia.
Penandatanganan MoU ini juga melibatkan beberapa pabrikan manufaktur PV dan baterai (Original Equipment Manufacturer/ OEM).
Adapun perusahaan energi Indonesia yang meneken MoU tersebut antara lain PT Adaro Clean Energy Indonesia (Adaro Green), PT Medco Power Indonesia (Medco Power), dan PT Energi Baru TBS (Energi Baru).
Ketiga perusahaan energi RI ini juga menandatangani MoU dengan pabrikan manufaktur PV dan baterai (OEM) dari dalam dan luar negeri, antara lain PT Utomo Juragan Atap Surya Indonesia, LONGi Solar Technology Co Ltd, Jiangsu Seraphim Solar System Co Ltd, Znshine PV-Tech Co Ltd, Sungrow Power Supply Co Ltd, PT Huawei Tech Investment, dan REPT BATTERO Energy Co Ltd.
Di lain sisi, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dalam Joint Press Statement dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Jakarta, Kamis (16/03/2023), menyampaikan isu tentang keberlanjutan, di mana ada banyak potensi di sektor ekonomi hijau. Dengan demikian, Indonesia dan Singapura menandatangani kerja sama tentang energi terbarukan.
"Yang akan mendukung pengaturan komersial di bawah pengembangan kemampuan energi terbarukan pada transmisi dan infrastruktur, serta perdagangan listrik lintas batas," kata Lee Hsien, Kamis (16/3/2023).
Hal ini juga akan memperkuat infrastruktur energi, transisi energi, serta ketahanan energi untuk Singapura, termasuk mendukung inisiatif regional seperti jaringan listrik ASEAN. "Ini adalah hasil yang win-win," imbuhnya.
(pgr/pgr)