
Juara Bertahan! RI Masih Pemilik 'Harta Karun' Top 2 Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia dianugerahi sumber daya alam melimpah, termasuk dari Energi Baru Terbarukan (EBT). Salah satu sumber EBT yang melimpah di negeri ini yaitu panas bumi atau geothermal.
Tak tanggung-tanggung, Indonesia merupakan pemilik "harta karun" panas bumi terbesar kedua di dunia, setelah Amerika Serikat.
Hal tersebut seperti yang dikatakan oleh Presiden Direktur PT Ormat Geothermal Indonesia Dion Murdiono.
Selain pemilik sumber daya panas bumi terbesar dunia, dia menyebut, Indonesia juga merupakan negara terbesar kedua pemilik kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dunia saat ini.
Dia mengatakan, dari 10 produsen geothermal terbesar di dunia, total kapasitas terpasang PLTP yang sudah dibangun mencapai 21,3 Giga Watt (GW).
"Top 1 adalah US, kedua adalah Indonesia, terus bergerak maju menyusul Filipina, ke empat Turki dan Selandia Baru," papar Dion dalam acara peluncuran 'The 9th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2023' di Jakarta, Kamis (11/5/2023).
Dia menyebut, pengembangan PLTP di Indonesia sudah berlangsung sejak 40 tahun lalu. Sejak tahun 1980, penambahan kapasitas PLTP di Indonesia sekitar 60 Mega Watt (MW) per tahun. Namun, sejak 12 tahun terakhir ini bertambah sekitar 100 MW per tahun.
Peningkatan kapasitas pembangkit listrik panas bumi di Indonesia menurutnya masih tercepat dari seluruh negara di dunia.
"Jadi kalau sekarang, kita lihat Indonesia adalah satu-satunya negara yang punya potensi bahan kapasitas yang jauh lebih cepat di antara negara-negara lain," ungkap Dion.
Seperti diketahui, per Januari 2022 Amerika Serikat tercatat sudah memasang kapasitas panas bumi hingga 3,79 GW, diikuti oleh Indonesia yang sudah memasang kapasitas panas bumi hingga 2,35 GW. Sedangkan Filipina menempati posisi ketiga sebesar 1,93 GW. Selanjutnya, Turki sebesar 1,68 GW.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan bahwa "harta karun" berupa panas bumi di Indonesia baru dimanfaatkan sebagai sumber energi sebanyak 10% dari total sumber panas bumi yang ada.
Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Harris Yahya mengatakan bahwa potensi panas bumi di Indonesia berlimpah hingga mencapai 23 Giga Watt (GW).
Namun sayangnya, Harris menyebutkan dari total potensi yang ada itu baru dimanfaatkan sebagai energi yakni listrik hingga saat ini tercatat 2.355 Mega Watt (MW). Artinya, lanjutnya, pemanfaatan panas bumi di Indonesia baru sebesar 10% dari total potensi yang ada.
"Kita kan potensi panas bumi kan masih sangat banyak, dari 23 ribu MW yang kita punya itu sekarang kan baru terpasang sekitar 2.355 MW, jadi baru sekitar 10%," ungkap Harris saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Selasa (21/2/2023).
Lebih lanjut, Harris mengatakan bahwa pihaknya menargetkan hingga 2030 kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) bisa mencapai 3.355 MW.
"Target kita untuk sampai dengan 2030 sebagaimana yang ada di RUPTL itu, ada tambahan 3.355 MW, sebagian sudah terpasang sih di 2022 kemarin. Jadi totalnya tidak lagi sebanyak 3.355 MW," jelas Harris.
Namun begitu, Harris menyebutkan penambahan kapasitas PLTP tersebut masih membutuhkan dukungan pembiayaan, yang mana juga ada beberapa tahapan yang perlu dilaksanakan dalam peningkatan kapasitas terpasang pembangkit listrik panas bumi di Indonesia.
"Mereka ini kan progresnya macam-macam. Ada yang sedang masa eksplorasi, ada yang sudah masuk tahap eksploitasi tapi belum melakukan konstruksi, ada yang sudah konstruksi, dan lain-lain. Mereka di tahapan tersebut juga membutuhkan support pembiayaan," tegasnya.
Untuk diketahui, Indonesia merupakan pemilik sumber daya panas bumi terbesar kedua setelah Amerika Serikat. Hingga Desember 2020, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat sumber daya panas bumi Indonesia mencapai sebesar 23.965,5 Mega Watt (MW) atau sekitar 24 Giga Watt (GW).
Amerika Serikat menduduki peringkat pertama untuk sumber daya panas bumi yakni mencapai 30.000 MW. Selanjutnya, Indonesia 23.965,5 MW, Jepang 23.400 MW, Kenya 15.00 MW dan terakhir Islandia 5.800 MW.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, hingga akhir 2022, kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) RI baru mencapai 2.342,6 Mega Watt (MW). Capaian ini juga masih lebih rendah dibandingkan target 2022 yang sebesar 2.344,1 MW.
Bila dibandingkan dengan total sumber daya panas bumi RI yang mencapai 23.965,5 MW, artinya panas bumi untuk sumber energi RI baru dimanfaatkan 9,8%.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Berlimpah Harta Karun Top 2 Dunia, Tapi Baru Dipakai 10%
