Bilang Singapura Brengsek, Luhut Pernah Semprot AS & EU Lho!
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyebut Singapura brengsek setelah Negeri Jiran tersebut meminta impor listrik dari sumber energi bersih Indonesia.
Namun, permintaan tersebut ditolak mentah-mentah oleh Luhut karena Singapura hanya meminta Indonesia untuk mengekspor listrik, tetapi tidak berniat membangun industrinya di Indonesia.
Menurutnya, Indonesia mau mengekspor listrik ke Singapura, selama industri energi bersih ini dikembangkan di Indonesia. "Singapura minta supaya kita ekspor listrik clean energy. Kita nggak mau, saya bilang nggak mau. Mau, kalau proyek di kita," ungkap Luhut pada kesempatan yang sama.
"Ini kan brengsek Singapura ini, dipikir kita bodoh aja, tender perusahaan-perusahaan kita, emang gue pikirin," tegas Luhut dalam acara di The Westin, Jakarta, dikutip Kamis (11/5/2023).
Seperti diketahui, Singapura meminta Indonesia untuk mengekspor listrik ke Singapura dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Kemarahan Luhut ini ternyata pernah dilontarkan kepada negara lain, yakni Amerika Serikat (AS) dan Eropa.
Dalam berbagai kesempatan, Luhut menceritakan perjalanan kerjanya ke Washington DC, Amerika Serikat, dalam rangka menindaklanjuti JETP oleh AS dan Jepang. Saat itu, Luhut menagih janji dana yang dilontarkan oleh AS, namun mantan menteri perdagangan itu tidak mendapatkan jawaban yang diinginkan.
Justru, dalam cerita Luhut, AS diam saat ditanya dimana uang yang di gadang-gadang untuk Indonesia dalam rangka percepatan transisi energi menjadi energi bersih.
"Waktu saya di Washington sebulan lalu, kita paparin (rencana transisi energi) mereka sudah iya, terus saya bilang, where is the money? Ao ao ngomong doang," kata Luhut dalam acara 'Hilirisasi dan Transisi Energi Menuju Indonesia Emas', Jakarta, dikutip Kamis (11/5/2023).
Tanpa tedeng aling-aling, Luhut mengungkapkan kepada pihak Amerika Serikat bahwa jangan sampai AS mengatur Indonesia dalam mengambil kebijakan.
"Kalau kamu kasih harga loan-nya sama dengan harga commercial loan, forget it, we can do it by our own, kenapa kalian ngatur-ngatur? Dia harus ngerti," tambah Luhut.
Kondisi serupa juga pernah terjadi pada Eropa. Saat itu, Luhut marah terkait dengan gugatan WTO atas kebijakan larangan ekspor nikel. Luhut tidak terima terkait dengan selentingan kabar yang mengatakan bahwa kebijakan nikel Indonesia hanya menguntungkan China.
"Selama ini ekspor nickel ore terbesar sebesar 98% ke Tiongkok, sedangkan Eropa hanya 2%. Jadi bagaimana dibilang saya bela Tiongkok? Jangan pernah negara manapun dikte kebijakan Indonesia," tegas Luhut dalam keterangannya yang diterima CNBC Indonesia.
Beberapa waktu lalu, Luhut juga pernah menantang Rusia. meluapkan kekesalannya terkait rencana pembelian minyak mentah asal Rusia. Pasalnya, hingga saat ini rencana tersebut tak kunjung terealisasi.
Hal tersebut, dia ungkapkan saat bertemu dengan Menteri Ekonomi Rusia. Luhut kesal lantaran pihaknya juga telah pergi ke Rusia untuk mendiskusikan hal tersebut. Namun hingga lima bulan lamanya menunggu, penjajakan pembelian minyak mentah asal Rusia tak pernah terjadi.
"Saya tantang itu Rusia mana minyakmu? Sekarang minyak sudah turun baru kau tawarin, kami sudah tidak butuh kau lagi, dia bilang ok kita perbaiki, apa kau tawar insurance dari Rusia boleh dari Rusia dari bulan pun boleh make it simple," ujar Luhut dalam dalam acara Saratoga Investment Summit 2023, Kamis (26/1/2023).
Dari rentetan kemarahan Luhut, bisa ditarik kesimpulan bahwa amarahnya beralasan. Meskipun, sebagai pejabat negara, Luhut seharusnya bisa mengendalikan emosi. Pasalnya, kemarahan pejabat di publik terkait dengan negara lain dapat berimbas pada hubungan diplomatik.
(haa/haa)