Bakal Masuk Blok Masela, Apa Untungnya Bagi Pertamina?

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Rabu, 10/05/2023 12:30 WIB
Foto: Blok Masela (Dok.Reuters)

Jakarta, CNBC Indonesia - Langkah PT Pertamina (Persero) masuk ke dalam pengelolaan Blok Masela di Maluku rupanya dinilai kurang menguntungkan. Sebab, proyek ini sendiri belum mendapatkan kesepakatan Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) atau Gas Sales Agreement (GSA) dengan calon konsumen.

Praktisi minyak dan gas bumi (migas) Hadi Ismoyo menilai, masuknya Pertamina ke dalam pengelolaan Blok Masela sah-sah saja apabila merupakan sebuah penugasan dari pemerintah. Namun, hal tersebut menjadi kurang tepat jika itu dilakukan karena murni aksi korporasi.

"Untuk rencana pengembangan (POD) Gas Development, kalau belum ada GSA dengan pihak buyer gas itu sangat high risk karena potensi project bisa delay, delay and delay. Setiap delay dalam satuan waktu IRR Project akan semakin tergerus," ungkap Hadi kepada CNBC Indonesia, Rabu (10/5/2023).


Menurut Hadi, Pertamina akan dua kali kerja jika tetap ingin mengakuisisi hak partisipasi Shell di Blok Masela sebesar 35%. Pasalnya, perusahaan migas pelat merah ini juga harus memastikan dari sisi technical feasible sekaligus mendevelop buyer gas dengan finalisasi GSA dengan pihak buyer.

"Hanya 35%, tidak punya control dalam voting right. Apalagi konsorsium. Namun berbagi risk itu perlu. Kalau tujuannya untuk mengontrol Masela, sulit juga karena voting right minimal 51% atau lebih," kata dia.

Untuk diketahui, proses pengambilalihan hak partisipasi Shell di Blok Masela sebesar 35% oleh PT Pertamina (Persero) rupanya sudah menemui babak baru. Pemerintah sendiri saat ini tengah dalam proses finalisasi pembentukan konsorsium antara Pertamina dengan Petronas untuk proses akuisisi itu.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. Menurut Luhut, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) juga telah melakukan pembicaraan dengan Petronas perihal rencananya untuk masuk ke dalam pengelolaan Blok Masela.

"Masela kita finalisasi dengan Petronas. Jadi Petronas oleh SKK Migas Minggu lalu sudah bicarakan itu," ujar Luhut saat ditemui di Jakarta, Selasa (9/5/2023).

Luhut berharap, setelah proses akuisisi yang dilakukan oleh konsorsium Pertamina dan Petronas selesai, proses pengembangan Blok Masela dapat berjalan sebagaimana mestinya.

"Saya kira kalau harga sudah cocok segera nanti berikan ke Petronas supaya tahun ini bisa kerja," kata Luhut.

Blok Masela ini diperkirakan memiliki potensi produksi 1.600 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) gas atau setara 9,5 juta ton LNG per tahun (mtpa) dan gas pipa 150 MMSCFD, serta 35.000 barel minyak per hari.

Proyek ini dikatakan "raksasa" karena diperkirakan akan menelan biaya hingga US$ 19,8 miliar. Pengelola blok ini baik Inpex dan mitranya nantinya akan membangun Kilang Gas Alam Cair (LNG) di darat.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pertamina Gerak Cepat Atasi Kebakaran & Ledakan Pipa Gas Subang