Terungkap! 3 Alasan Ini yang Bikin Ekspor Freeport Melenggang

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Jumat, 05/05/2023 11:45 WIB
Foto: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif meninjau langsung progres pembangunan smelter milik PT Freeport Indonesia di Kawasan Industri Java JIIPE, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. (CNBC Indonesia/Firda Dwi Muliawati)

Gresik, CNBC Indonesia - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan alasan dibalik keputusan untuk memberikan perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI) sampai dengan Mei 2024 menyusul kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah RI pada Juni 2023.

Menteri ESDM, Arifin Tasrif mengatakan bahwa terdapat tiga alasan dibalik pemberian izin ekspor setelah Juni 2023 khusus untuk mineral mentah jenis konsentrat tembaga sampai dengan Mei 2024.

Hal itu menyusul kebijakan larangan ekspor mineral mentah yang tertuang dalam Undang-Undang No. 3 tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (UU Minerba), ekspor mineral mentah, termasuk konsentrat, dilarang mulai 10 Juni 2023 mendatang.


Alasan pertama, Arifin menyebutkan yakni karena produksi konsentrat tembaga di Indonesia yang mencapai 2 juta ton per tahun. Produksi konsentrat tembaga dinilai signifikan dengan penjualan konsentrat tembaga seharga US$ 4 per pound.

"Kalau kita lihat produksi konsentrat (tembaga) 2 juta ton per tahun, (harganya) US$ 4 per pon. Ya kan, kalau 2 juta ton, (1 juta ton setara) 1,6 miliar pon, jadi 6,4 miliar pon. Jadi ini juga kita melihat ini satu nilai yang signifikan," ujar Arifin saat mengunjungi progres Smelter Manyar, Gresik, Jawa Timur, Kamis (4/5/2023).

Selain itu, pertimbangan diberikannya izin ekspor tembaga tersebut adalah penyerapan tenaga kerja di daerah tersebut. "Di samping itu juga mengenai tenaga kerja. Tenaga kerja di sana tetap harus dapat bekerja di sana," tambahnya.

Kemudian, alasan terakhir pemberian izin ekspor konsentrat tembaga juga mempertimbangkan progres pembangunan smelter yang sudah berprogres hingga 61,5% pada akhir Maret 2023.

"Pertimbangan progres, kemudian juga progres yang dilakukan dengan biaya yang sudah dikeluarkan," tandasnya.

Di lain sisi, Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas mengungkapkan bahwa pihaknya akan memastikan keberlanjutan progres pembangunan smelter tembaganya. Tony mengatakan pihaknya mengapresiasi dukungan dari Kementerian ESDM yang mana hal tersebut sangat dibutuhkan demi keberlanjutan investasi di Indonesia.

"Kami sangat mengapresiasi dukungan Pemerintah untuk memastikan kontinuitas operasional tambang yang secara teknis sangat dibutuhkan dan keberlanjutan investasi yang akan berdampak signifikan bagi ekonomi Indonesia, khususnya masyarakat Papua," ungkap Tony dalam keterangan tertulis, Kamis (4/5/2023).

Sebelumnya, Freeport McMoRan, pemegang 48,76% saham PT Freeport Indonesia, mengungkapkan bahwa Freeport Indonesia tengah berdiskusi dengan Pemerintah Indonesia untuk kelanjutan ekspor konsentrat tembaga setelah Juni 2023.

CEO Freeport McMoRan Richard Adkerson menyebut, pihaknya tengah berdiskusi dengan Pemerintah Indonesia untuk memperoleh persetujuan kelanjutan ekspor konsentrat tembaga setelah 10 Juni 2023 mendatang sampai pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga baru di Manyar, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, beroperasi penuh pada 2024 mendatang.

Pihaknya beralasan, proses pembangunan smelter Manyar ini telah memiliki kemajuan signifikan. Sampai Maret 2023, proses pembangunan smelter ini telah mencapai sekitar 60%. Ditargetkan smelter ini bisa beroperasi pada Mei 2024 mendatang.

Adapun sempat tertundanya pembangunan smelter ini menurutnya karena terkendala pandemi Covid-19, sehingga tidak bisa tuntas pada 2023, terutama sebelum aturan larangan ekspor mineral mentah ini berlaku pada Juni 2023 mendatang.

"Dalam IUPK Freeport mengizinkan ekspor berlanjut selama 2023, tergantung pada pertimbangan keadaan kahar (force majeure). PTFI sedang bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk memperoleh persetujuan untuk kelanjutan ekspor sampai smelter Manyar dan PMR (Precious Metal Refinery yang memproduksi emas dan perak) telah beroperasi penuh," ungkapnya dalam laporan Kinerja Q1 2023, dikutip Kamis (27/04/2023).


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Strategi PTFI Hadapi Gejolak Harga Komoditas & Gejolak Global