PPKM Dicabut, Ini Dampak Dahsyatnya ke Ekonomi RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Laju perekonomian Indonesia mulai terasa sejak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dicabut pemerintah akhir tahun 2022 lalu. Apa saja indikatornya?

"Berakhirnya PPKM menunjukkan berdampak positif ke ekonomi kita karena mobilitas penduduk semakin tinggi terlihat dari jumlah penumpang di angkutan transportasi meningkat di rel naik 69,37%, laut 13,30%, dan udara naik 58,18%," ungkap Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Edy Mahmud saat paparan secara daring, Jumat (5/5/2023).

Baca: Tumbuh 5,3% di Kuartal I, BPS: Ekonomi RI Stabil!

Selain itu dari catatannya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) juga naik sekitar 508,87%. Kemudian rata-rata tingkat keterisian hotel meningkat 3,63%.

"Ada juga penyelenggaraan beberapa acara nasional dan internasional yang meningkatkan. Mobilitas masyarakat turut mendorong peningkatan aktivitas ekonomi," sebutnya.

Foto: Pasar tanah abang. (CNBC Indonesia/Martya Rizki) Pasar tanah abang. (CNBC Indonesia/Martya Rizki)

Kemudian indikator lain yang menunjukkan peningkatan adalah indeks penjualan ritel naik 1,58%, penjualan mobil naik 7%, sepeda motor naik 44,47%, penerimaan PPh pasal 21 tumbuh 21,6%. Khusus penerimaan PPh 21 menurut Edy naik cukup signifikan secara Year on Year (YoY).

Selain dia menambahkan berdasarkan data Kementerian Keuangan nilai transaksi uang elektronik kartu debit dan kredit juga tumbuh 3,03% (YoY). Namun angka terkontraksi 4,31% secara kuartalan.

"Ini daya beli dan pengaruh PPKM yang berpengaruh ke mobilitas," jelasnya.

(wur/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PPKM Dicabut, Okupansi Hotel 2023 Ditargetkan Lebih 70%