Internasional

Membongkar Dalang Serangan Drone Kremlin: Ukraina-AS-Rusia?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
05 May 2023 08:40
Petugas penegak hukum Rusia berjaga di Lapangan Merah, dengan orang-orang terlihat di kubah gedung Senat Kremlin di latar belakang, di pusat Moskow, Rusia, 3 Mei 2023. (REUTERS/Evgenia Novozhenina)
Foto: Petugas penegak hukum Rusia berjaga di Lapangan Merah, dengan orang-orang terlihat di kubah gedung Senat Kremlin di latar belakang, di pusat Moskow, Rusia, 3 Mei 2023. (REUTERS/EVGENIA NOVOZHENINA)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penggunaan pesawat tak berawak (drone) yang terjadi selama perang Rusia dan Ukraina baru-baru ini kian memanas dan terus berkembang ke arah yang lebih mematikan.

Dalam kasus terbaru, Rusia digegerkan oleh dua serangan drone ke kediaman Presiden Vladimir Putin di Kremlin pada Rabu (3/5/2023). Setelah serangan tersebut berhasil digagalkan, Moskow menuding Ukraina sebagai pelakunya.

Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev bahkan mengatakan serangan drone Kyiv di Kremlin telah membuat Rusia tidak memiliki pilihan selain membunuh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

"Setelah serangan teroris hari ini, tidak ada pilihan selain pemusnahan fisik Zelensky dan kelompoknya," kata Medvedev yang kini menjabat Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, melalui saluran Telegram-nya, dikutip TASS.

Namun, Zelensky membantah klaim Moskow bahwa Ukraina telah berusaha untuk membunuh pemimpin Rusia Vladimir Putin setelah Rusia mengatakan dua drone ditembak jatuh di atas Kremlin.

"Kami tidak menyerang Putin... Kami bertempur di wilayah kami, kami mempertahankan desa dan kota kami," kata Zelensky kepada wartawan dalam konferensi pers dengan para pemimpin Nordik di Helsinki, dikutip AFP.

Di sisi lain, Ukraina juga terus menerus mendapat serangan drone bunuh diri dari Rusia. Dilansir Reuters, Pertahanan udara Ukraina mengatakan mereka menjatuhkan 18 dari 24 drone kamikaze yang diluncurkan Rusia dalam serangan pada Kamis (4/5/2023) dini hari.

Dalam sebuah pernyataan, pemerintah kota Kyiv mengatakan bahwa semua rudal dan drone yang menargetkan ibu kota Ukraina untuk ketiga kalinya dalam empat hari, telah dihancurkan.

"Rusia telah menyerang Kyiv menggunakan amunisi dan rudal Shahed yang berkeliaran, kemungkinan jenis balistik," kata pemerintah.

Salah AS?

Setelah menuduh Ukraina, Rusia mengubah tuduhannya atas serangan drone ke kediaman Putin. Moskow menyebut biang kerok di balik serangan drone bukan Ukraina melainkan Amerika Serikat (AS).

"Keputusan untuk serangan semacam itu tidak dibuat di Kyiv, tapi di Washington," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Dikutip AFP, Kamis (4/5/2023).

"Kyiv hanya melakukan apa yang diperintahkan. Washington harus memahami dengan jelas bahwa kita mengetahui hal ini," tambahnya.

Peskov pun kembali menegaskan bahwa Putin masih tetap berkantor di Kremlin setelah kejadian. Tetapi langkah-langkah keamanan di Moskow akan ditingkatkan setelah serangan itu.

"Tentu semuanya akan diperkokoh. Semuanya sudah diperkokoh untuk persiapan pawai Hari Kemenangan pada 9 Mei nanti," ujarnya lagi menyebut hari perayaan kemenangan Uni Soviet di Perang Dunia II yang akan digelar Rusia.

Rusia Disebut Biang Kerok

Namun, Rusia juga diduga menjadi dalang dibalik serangan pesawat tak berawak di Kremlin dan menyalahkan Ukraina atas kasus tersebut.

Hal ini disampaikan oleh para analis di Institute for the Study of War (ISW). Mereka mengatakan kemungkinan Moskow melakukan serangan itu sendiri.

"Rusia kemungkinan besar melakukan serangan ini dalam upaya untuk membawa pulang perang ke audiensi domestik Rusia dan menetapkan kondisi untuk mobilisasi masyarakat yang lebih luas," kata analis, dikutip CNBC International.

ISW mencatat beberapa indikator menunjukkan bahwa serangan itu dilakukan secara internal dan sengaja dilakukan.

Rusia belum lama ini mengambil langkah untuk meningkatkan kemampuan pertahanan udara domestiknya, sehingga sangat tidak mungkin bahwa dua drone dapat menembus beberapa lapisan pertahanan udara dan diledakkan atau ditembak jatuh tepat di atas jantung Kremlin yang kemudian tertangkap kamera dengan baik, kata ISW.

Selain itu, ISW percaya bahwa "respons langsung, koheren, dan terkoordinasi" Kremlin terhadap insiden tersebut menunjukkan bahwa serangan itu dipersiapkan secara internal sedemikian rupa sehingga efek politik yang dimaksudkan lebih besar daripada rasa malunya.

Sebelumnya, Rusia juga telah melaporkan serangkaian serangan drone terhadap transportasi dan fasilitas minyaknya, salah satunya kilang minyak Ilsky di Krasnodor Krai. Rusia juga menyalahkan Ukraina sebagai pelakunya.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Breaking News! Drone Milik Ukraina Serang Kilang Rusia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular