
Intelijen AS Ungkap Kemungkinan Rusia Gunakan Senjata Nuklir

Jakarta, CNBC Indonesia - Intelijen Amerika Serikat (AS) menyatakan Rusia sangat tidak mungkin menggunakan senjata nuklirnya kendati banyak korban berjatuhan di sisi Moskow dalam perang di Ukraina.
"Sangat tidak mungkin, demikian penilaian kami saat ini," kata Direktur Intelijen Nasional Avril Haines kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat, dikutip dari Reuters, Jumat (5/5/2023).
Ketegangan nuklir antara Rusia dan Amerika Serikat telah meningkat sejak dimulainya konflik dengan Ukraina dengan Putin berulang kali memperingatkan bahwa Rusia siap menggunakan persenjataan nuklirnya jika perlu untuk mempertahankan "integritas teritorialnya".
Pada Februari, Putin mengumumkan bahwa Rusia menangguhkan keikutsertaannya dalam perjanjian New START, pakta senjata nuklir terakhir yang tersisa dengan Amerika Serikat, yang membatasi jumlah hulu ledak strategis yang dapat digunakan masing-masing pihak.
Di sisi lain, pejabat AS selama berbulan-bulan mengatakan mereka belum melihat tanda-tanda Rusia bersiap untuk menggunakan senjata nuklir tetapi juga memperingatkan bahwa mereka tetap waspada.
Bulan lalu, seorang diplomat top AS secara terbuka mengatakan Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya perlu tetap waspada terhadap tanda-tanda Presiden Rusia Vladimir Putin dapat menggunakan senjata nuklir taktis dalam eskalasi perangnya di Ukraina.
Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman menunjuk pada pengumuman Putin pada 25 Maret bahwa Rusia sedang bersiap untuk menempatkan senjata nuklir taktis di negara tetangga Belarus "adalah usahanya untuk menggunakan ancaman ini dengan cara yang terkelola."
Namun, ada juga jaminan pengekangan nuklir dari Moskow.
Pekan lalu Kremlin mengecilkan gagasan bahwa Rusia mungkin bersiap untuk melakukan uji coba senjata nuklir, dengan mengatakan semua negara nuklir mematuhi moratorium pengujian senjata nuklir.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rusia Sebut AS Telah Lewati 'Garis Merah' Putin, Apa Artinya?
