Pantas Jokowi Perpanjang Ekspor Freeport, Setorannya Raksasa!

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
03 May 2023 14:40
freeport Indonesia
Foto: Antara Foto Muhammad Adimaja via Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah merestui kegiatan ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI). Hal itu meskipun, Freeport Indonesia belum menyelesaikan pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) konsentrat tembaganya.

Terdapat beberapa alasan pemerintah yakni Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan izin ekspor kepada Freeport Indonesia.

Diantaranya, pemerintah mempertimbangkan Freeport Indonesia yang sempat terkena dampak pandemi Covid-19 yang menghambat pembangunan smelter.

Meskipun terhambat, Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut, sampai saat ini progres pembangunan smelter Freeport telah mencapai sekitar 60% dengan pengeluaran sudah sekitar US$ 1,5 miliar. "Kita consider itu karena ada pandemi. Juni, nah ini kita sedang ya.. kalau nggak boleh ekspor gimana? Udah, boleh," ungkapnya.

Alasan lain, mempertimbangkan keadaan kahar alias force majeure pandemi Covid-19, sehingga dinilai tidak melanggar UU Minerba.

"Kita consider apa yang sudah terbangun dari proyeknya, dari komitmennya. Kita consider kendala yang dihadapi pembangunannya. Kan waktu Covid, dia kontraktornya Jepang. Jepang aja berapa tahun aja itu lockdown-nya. Memang pengerjaan engineering-nya agak sulit berprogres. Kalau engineering gak progres, pembelian materi procurement-nya juga nggak berprogres," jelasnya.

"Kan ada masalah force majeure itu, kan memang pandemi dampaknya begitu kan. Kan virus membahayakan," ucapnya.

Lantas berapa setoran Freeport Indonesia kepada RI selama melakukan kegiatan ekspor konsentrat tembaga?

Jika mengacu pada laporan sepanjang 2022 lalu, kontribusi PTFI untuk penerimaan negara telah mencapai US$ 3,586 miliar atau Rp 54,15 triliun (asumsi kurs Rp 15.101/US$. Penerimaan tersebut dalam bentuk pajak dividen dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengatakan kontribusi PTFI untuk penerimaan negara dalam Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) perusahaan tahun 2023 ditargetkan dapat tembus US$ 3,498 miliar. Target tersebut turun tipis dibandingkan tahun sebelumnya lantaran adanya beberapa faktor.

"Untuk RKAB 2023 itu rencana penerimaannya adalah US$ 3,498 miliar yang masih lebih dari Rp 50 triliun juga memang ada pengurangan sedikit dari rencana kerja walau produksi metal diperkirakan hampir sama, ini ada biaya-biaya, bea keluar khususnya yang tadinya 5% sudah berkurang jadi 2,5% dikarenakan progres smelter sudah melebihi 30%. Ini sesuai dengan peraturan yang ada dalam IUPK," kata Tony dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, Senin (6/2/2023).

Meski demikian, kalau dilihat dalam beberapa tahun ke depan dengan asumsi harga tembaga US$ 4 dan emas US$ 1800 per ounces, menurut Tony penerimaan negara pada tahun 2024 ditargetkan dapat naik menjadi US$ 4,016 miliar. Sementara pada tahun 2025 berkurang kembali menjadi US$ 3,715 miliar, dan pada 2026 naik lagi menjadi US$ 4,070 miliar.

"Ini penurunan biasanya dikarenakan pada saat itu kami menambang kalau dilihat tadi rencana produksi dan juga ada bea keluar yang akhirnya jadi nol karena progres smelter sudah lebih dari 50%," kata dia.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wow, Freeport Bakal Kuasai Saham PT Smelting Gresik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular