Internasional

Raksasa Eropa Ini Akui Tak Bisa Hidup Tanpa China

luc, CNBC Indonesia
02 May 2023 14:31
Mercedes-Benz EQS and S-Class passenger cars are transported automatically to their next production step while on the ground automatic vehicles transport body components at the 'Factory 56', a completely digitized assembly line, at the Mercedes-Benz manufacturing plant in Sindelfingen, southwestern Germany, on February 13, 2023. - Mercedes-Benz will present their 2022 annual results on February 17, 2023. (Photo by THOMAS KIENZLE / AFP)
Foto: AFP/THOMAS KIENZLE

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri Jerman sangat bergantung pada China. Hal tersebut diungkapkan oleh CEO Mercedes-Benz Ola Kaellenius saat kembali dari perjalanan bisnisnya di Negeri Tirai Bambu.

Dalam wawancaranya dengan surat kabar Bild am Sonntag mengindikasikan ada kekhawatiran yang berkembang di Jerman dan Uni Eropa (UE) secara keseluruhan tentang ketergantungan ekonomi kawasan ini pada China, yang merupakan salah satu mitra dagang utamanya dan pemasok utama bahan baku penting untuk transisi hijau.

"Pemain utama dalam ekonomi global - Eropa, AS, dan China - saling terkait erat sehingga melepaskan diri dari China tidak masuk akal," kata Kaellenius, dikutip dari Russia Today, Selasa (2/5/2023). "Pemisahan dari China adalah ilusi, dan juga tidak diinginkan," tambahnya.

China memiliki pasar mobil terbesar di dunia, dan pembuat mobil Jerman sangat bergantung padanya. Pemegang saham utama Mercedes-Benz adalah Chinese BAIC Group dan Chairman Geely Li Shufu.

Menurut Reuters, pada 2022, China menyumbang 18% dari pendapatan dan 37% dari penjualan mobil di Mercedes-Benz.

Ketika ditanya apakah mungkin bagi Mercedes-Benz untuk menghentikan bisnisnya di China, jika ketegangan politik di sekitar Taiwan meningkat seperti yang terjadi dengan Rusia setelah dimulainya konflik di Ukraina, dia mengatakan hal itu tidak terpikirkan oleh hampir seluruh industri Jerman.

Eropa bergantung pada China untuk 98% unsur tanah jarangnya, yang digunakan dalam pembangkit tenaga angin, penyimpanan hidrogen, dan baterai. Ia juga mendapatkan 97% lithium untuk baterai dari negara tersebut.

China memiliki posisi dominan dalam memproses logam tanah jarang, dengan sekitar 60% litium dunia disuling di negara Asia timur tersebut. UE juga mendapatkan 80% panel surya dari China.

Menurut Kaellenius, industri Jerman harus menjadi "lebih tangguh" dan "lebih mandiri dari masing-masing negara", misalnya dalam hal baterai lithium.

Sementara itu, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan bahwa blok tersebut tidak dapat dipisahkan dari China, tetapi perlu mengurangi risiko dan "menyeimbangkan kembali" ikatan ekonominya.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Dilaporkan Buka 100 Kantor Polisi di Berbagai Negara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular