
Bos Bayan Ramal Batu Bara Masih Idola Sampai 30 Tahun Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bayan Resources Tbk (BYAN) optimistis komoditas batu bara akan terus hidup hingga 30 tahun ke depan, meski dibayang-bayangi transisi energi dan kampanye dunia untuk meninggalkan batu bara.
Hal tersebut diungkapkan Direktur BYAN Russel Neil. Dengan masih lamanya umur industri batu bara, maka menurutnya perusahaan akan mengoptimalkan pasar yang ada.
"Kami perkirakan batu bara akan ada sekitar 30 tahun ke depan. Ekspektasi penambangan batu bara yang kami ekspor akan kami maksimalkan untuk pasar," paparnya dalam Public Expose PT Bayan Resources, Kamis (27/4/2023).
Selain itu, Neil juga memperkirakan bahwa komoditas tambang, khususnya batu bara akan terus menjadi primadona hingga persediaan batu bara benar-benar habis. Oleh karena itu, dia menilai bahwa batu bara akan terus berjaya untuk periode yang lama.
"Kita akan ada sampai akhir batu bara. Itulah realita batu bara di dunia tambang. Kami berharap tambang batu bara akan ada sampai akhir," pungkas Neil.
Seperti diketahui, batu bara merupakan salah satu komoditas vital bagi Indonesia, tidak hanya menyumbang devisa melalui pajak dan royalti yang dibayarkan ke negara, batu bara juga memiliki peran penting dalam elektrifikasi nasional dan masih merupakan sumber energi utama dengan biaya rendah.
Meskipun dikelilingi oleh banyak sentimen negatif terhadap dampak lingkungan, hal tersebut tidak mampu membungkam reli panjang batu bara salah satunya yang salah satunya dipicu oleh lonjakan permintaan listrik berbiaya rendah.
Data dari BP Statistical Review of World Energi yang terbit Juli 2021, menyebutkan Indonesia menyebutkan Indonesia berada di peringkat ketiga produsen batu bara dengan total produksi mencapai 562,5 juta ton sepanjang tahun 2020.
India berada di posisi kedua dengan total produksi 756,5 juta ton dan China menjadi juara dengan total produksi fantastis, mencapai 3,90 miliar ton batu bara pada tahun 2020.
Sementara itu, dari sisi suplai, Indonesia menargetkan produksi batu bara pada 2023 ini naik menjadi 694 juta ton dari realisasi produksi pada 2022 lalu yang sebesar 687 juta ton.
Adapun dari target produksi tersebut, sekitar 176,8 juta ton ditargetkan untuk pembeli domestik (Domestic Market Obligation/ DMO), seperti untuk pembangkit listrik. Selebihnya, bisa diekspor.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bayan Optimistis Tren Harga Batu Bara Masih Positif
