
Awas Perang! AS-Korsel Susun Rencana Nuklir 'Penggebuk' Korut

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) berjanji untuk memberi Korea Selatan (Korsel) lebih banyak wawasan tentang perencanaan nuklirnya. Hal ini terjadi saat tetangga Korsel, Korea Utara (Korut), terus mengembangkan persenjataan rudalnya, termasuk nuklir.
Pada konferensi pers bersama, Presiden Korsel Yoon Suk Yeol dan Presiden AS Joe Biden telah menyetujui langkah-langkah untuk memperkuat pertahanan Seoul. Salah satu opsi pertahanan tersebut ialah penggunaan senjata nuklir Washington.
"Kedua negara kami telah sepakat untuk segera melakukan konsultasi presiden bilateral jika terjadi serangan nuklir Korut dan berjanji untuk menanggapi dengan cepat, luar biasa, dan tegas menggunakan kekuatan penuh aliansi, termasuk senjata nuklir," ujarnya dikutip Reuters, Kamis (27/4/2023).
Biden mengulangi tawaran AS kepada Pyongyang. Meski begitu, tawaran ini telah diabaikan oleh pemimpin Korut, Kim Jong Un.
Program senjata Korut telah menimbulkan pertanyaan tentang apakah Washington benar-benar akan menggunakan senjata nuklirnya untuk mempertahankan Korsel di bawah apa yang disebutnya 'pencegahan yang diperluas'.
Jajak pendapat di Korsel menunjukkan mayoritas menginginkan Seoul memperoleh bom nuklirnya sendiri. Namun langkah ini ditentang Washington.
"Di bawah 'Deklarasi Washington' yang baru, AS akan memberikan wawasan terperinci kepada Seoul, dan suara dalam, perencanaan darurat AS untuk mencegah dan menanggapi setiap insiden nuklir di kawasan itu melalui Kelompok Konsultatif Nuklir AS-ROK," kata para pejabat AS, menyebut Korsel di bawah nama Republik Korea (ROK).
"Washington juga akan mengerahkan kapal selam rudal balistik ke Korea Selatan untuk unjuk kekuatan, kunjungan kapal selam pertama sejak 1980-an."
Biden sendiri telah menegaskan memperjelas bahwa tidak ada senjata nuklir AS yang akan ditempatkan di wilayah Korsel. Ia menjelaskan bahwa pihaknya akan terus berkonsultasi dengan sekutu sebelum mengambil keputusan terkait senjata nuklir.
"Saya memiliki otoritas mutlak sebagai panglima tertinggi dan satu-satunya otoritas untuk menggunakan senjata nuklir, tetapi ... maksud dari deklarasi tersebut adalah bahwa kami akan melakukan segala upaya untuk berkonsultasi dengan sekutu kami jika diperlukan, jika ada tindakan yang disebut demikian," paparnya.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awas Kim Jong Un Ngamuk, Korsel Mau Latihan Nuklir Bareng AS
